Dari sudut pandang demokrasi, kehadiran tiga poros lebih menarik ketimbang Pilpres kembali jadi ajang pertarungan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto.
- Diserang Buzzer di Medsos, Cabup Hartopo : Nggak Kita Balas, Kita Sholawatin Saja
- PSI Salatiga Umumkan Dokter Robby Calon Wali Kota
- Masuk Survei Pilgub Jateng dan DKI, Ini Kata Hendi
Baca Juga
Dengan kehadiran 3 pasangan calon, maka akan beragam juga visi misi yang ditawarkan kepada rakyat. Sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan demi kemajuan bangsa ini.
"Daripada 2 mending 3, karena ada ada variasi visi misi dari pasangan calon," ujar pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (13/3).
Namun demikian, Emrus tidak setuju jika 3 poros di pilpres bisa meredam gesekan yang ada dibanding jika pilpres hanya diisi 2 poros.
Sebab, kata dia, meski ada 3 paslon yang maju, pada putaran kedua pilpres juga tetap mengerucut pada dua paslon. Sehingga, gesekan itu tetap akan terjadi.
"Kalau asumsinya chaos, nanti juga akan chaos, di putaran kedua. Karena tetap berujung dua poros di putaran kedua. Jadi sangat terbantahkan jika 3 poros disebut akan minim gesekan," tukasnya.
- DPC PDI-P Solo Gelar Adu Gagasan Dari 20 Bacalon Wali Kota-Wawali
- Soal Video Viral Tak Salaman, Polda Jawa Tengah: Tidak Sengaja, Jangan Mudah Terhasut
- Bareng Koalisi KIM Plus, Gusti Bhre Antar Respati Ardi-Astrid Widayani Daftar ke KPU Solo