Simbol-simbol baru teroris dalam melancarkan akisnya harus dipelajari lebih dalam oleh aparat keamanan guna mencegah tragedi teror terulang kembali.
- KPU Pati Petakan TPS Rawan Bencana Banjir.
- Penyandang Disabilitas di Batang Sindir KPU Karena Belum Mendapat Sosialisasi Pemilu 2024
- Nyatakan Sikap, Alumni UNS Nilai Demokrasi Indonesia Saat Ini Nir-Etika
Baca Juga
Demikian disampaikan Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Pol (Purn) Bekto Suprapto saat menjadi pembicara diskusi "Koopsusgab, RUU Anti Terorisme, Deradikalisasi" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/5).
Bekto Suprapto mengatakan ada simbol baru yang digunakan teroris dalam melakukan aksinya beberapa hari belakangan.
"Seberapa besar dua fenomena baru, pertama simbol agama diserang, dan kedua teroris gunakan satu keluarga. Belum ada di dunia yang pakai keluarga untuk teror," sebut dia.
Bekto Suprapto mengharapkan aparat dalam hal ini Polri dan BNPT harus terus mengkaji mengapa sampai satu keluarga menjadi pelaku bom, dengan cara mendeteksi keluarga-keluarga teroris serta menelusuri guru spiritual tempat mereka belajar.
Jelas dia, teror di Surabaya motifnya baru karena menggunakan satu keluarga dalam aksinya, dan itu belum pernah ada di dunia kecuali di Indonesia.
"Butuh analisis berdasarkan data-data yang dikumpulkan karena sulit untuk mendeteksi keluarga yang berpeluang jadi teroris. Harus ditelusuri juga guru spiritualnya dan berapa kali bertemu dengan terduga teroris sebelumnya, itu harus ada datanya," tambahnya.
Bekto Suprapto beraharap dalam waktu tidak berapa lama aparat mampu meminimalisir penyebaran paham radikal di Indonesia.
- KPU : Pindah Pemilih Mulai Sekarang Hingga 15 Januari 2024
- Rekomendasi Ijtima Ulama Akan Dimatangkan
- GNPF Beri Sinyal Usung Capres Lain Selain Prabowo