Dinas Pertanian Kota Semarang menggelar sosialisasi penanganan dan bahaya dari penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Sosialisasi diadakan untuk mencegah dan menangani PMK lebih dini.
- Ratusan Anak di Semarang Ikuti Khitan Massal
- Terapkan Antrean Online Secara Optimal, 15 Rumah Sakit Dapat Penghargaan dari BPJS Kesehatan
- Walikota Semarang Minta Data Stunting Diverifikasi untuk Penanganan yang Tepat
Baca Juga
Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur mengatakan, dalam sosialisasi tersebut menekankan tentang pengertian PMK, cara penanganan hingga pencegahan.
Melalui sosialisasi ini diharapkan semua pihak terlibat tentang hewan ternak bisa memahami penanganan PMK secara tepat.
"Dengan adanya sosialisasi ini kita harap semua pelaku peternakan dan petugas lintas instansi tetap waspada PMK," ucap Hernowo, Jumat (13/5).
Ia memaparkan, untuk mencegah PMK bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dengan disinfeksi benda benda yang bersentuhan dengan hewan ternak.
"Misal ada truk pengangkut sapi, ya truk itu didisinfeksi. Ada cairan disinfeksi khusus untuk pencegahan PMK," lanjutnya.
Meski demikian, masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi daging hewan ternak. Pasalnya, PMK hanya dialami oleh hewan ternak dan tidak bisa menular ke manusia, karena ketika daging sudah dimasak dengan benar maka virus tersebut akan mati.
"Tidak perlu panik, makan daging tidak masalah asal dimasak sampai matang," ujarnya.
Salah satu peternak sapi yang mengikuti sosialisasi tersebut, Prayitno mengaku cukup khawatir dengan adanya penyebaran PMK yang ada di Jawa Timur.
"Tentu saya was-was. Karena sebentar lagi kan Idul Adha, bisa berpengaruh pada penjualan," ungkapnya.
Semenjak adanya penyakit tersebut, Prayitno berusaha menjaga kualitas hewan ternaknya agar selalu sehat dan terhindar dari PMK. Salah satunya dengan rutin membersihkan kandang.
- 250 Petani Cilik dan Detektif Pangan SDN 03 Ngaliyan Resmi Dikukuhkan
- Lima Kecamatan di Semarang Masuk Zona Merah PMK
- Semarang Dapat 100 Dosis Vaksin untuk PMK