Amnesty International melaporkan ada ribuan
penduduk asli K'ana di provinsi Espinar tenggara, Peru yang tinggal tak
jauh dari proyek pertambangan besar menghadapi krisis kesehatan.
- Aksi Penikaman Terjadi di Kereta Komuter Tokyo
- Joe Biden Tuding Vladimir Putin Lakukan Genosida di Ukraina
- Asosiasi Industri Kayu Kota Hita Lebih Pilih Orang Indonesia Tutupi Kekurangan Tenaga Kerja
Baca Juga
Amnesty International melaporkan ada ribuan penduduk asli K'ana di provinsi Espinar tenggara, Peru yang tinggal tak jauh dari proyek pertambangan besar menghadapi krisis kesehatan.
Temuan ini setelah dinyatakan positif terpapar zat yang mengandung logam tingkat tinggi dan beracun, dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Dalam laporannya, Amnesty International juga menuduh pemerintah Peru gagal dalam memenuhi kewajiban kesehatannya terhadap penduduk asli yang tinggal di wilayah Cusco yang merupakan rumah bagi objek wisata paling populer di negara itu, Machu Picchu.
"Penelitian yang dilakukan antara 2018 dan 2020 pada 11 komunitas adat di daerah tersebut menemukan bahwa 8.000 orang dipengaruhi oleh timbal, arsenik, kadmium, merkuri dan mangan tingkat tinggi," kata kepala penelitian Maria Jose Veramendi, seperti dikutip dari AFP, Rabu (19/5).
Sementara direktur Amnesty International untuk Amerika, Erika Guevara-Rosas mengatakan, dari bukti yang ada, jelas menunjukkan bahwa penduduk di wilayah itu butuh tanggapan segera dari pemerintah.
"Bukti ilmiah dan independen ini menunjukkan bahwa masyarakat di Espinar sedang menghadapi krisis kesehatan yang memerlukan tanggapan segera dan tegas dari pemerintah," ujar Guevara-Rosas.
"Pihak berwenang harus bertindak untuk menjamin hak atas kesehatan penduduk dan mencegah Espinar terus menjadi contoh lain dari kegagalan sistem kesehatan Peru," lanjutnya.