SDN Pekunden Semarang Gelar Simulasi PTM

Sekolah Dasar Negeri Pekunden Kota Semarang menjadi salah satu sekolah negeri yang akan menjadi sekolah percontohan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) 5 April mendatang.


Sekolah Dasar Negeri Pekunden Kota Semarang menjadi salah satu sekolah negeri yang akan menjadi sekolah percontohan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) 5 April mendatang.

Kepala Sekolah SDN Pekunden, Khalik mengatakan, jika simulasi yang dilakukan sudah mendapat persetujuan orang tua murid yang anaknya menjadi simulator.

Nantinya simulasi ini akan direkam dan hasilnya akan disebar kepada seluruh orang tua dan murid, agar saat melaksanakan ujicoba nanti sudah tidak bingung lagi akan tata cara protokol kesehatan yang diterapkan di sekolah.

"Simulasi yang kita lakukan ini diketahui Kepala Dinas Pendidikan dengan catatan wali murid menyetujui, dan alhamdulilah wali murid kelas 4 mendukung untuk anaknya dijadikan simulator dan ada 14 anak dan orang tua juga mendampingi," kata Khalik saat menyaksikan simulasi di SDN Pekunden, Rabu (31/3).

SDN Pekunden sendiri ditunjuk langsung oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang karena dinilai sudah siap dalam hal sarana prasarana serta 100% wali murid menyetujui ada PTM.

"SDN Pekunden ditunjuk oleh Dinas Pendidikan sebagai model, jadi infrastruktur dan SOP sudah kita siapkan semua dan guru juga sudah di vaksin semua, persetujuan wali murid juga 100% semua setuju dari angket yang kita bagikan, dan akan dimulai tanggal 5-16 April," jelasnya.

Untuk masa ujicoba 5-16 April, imbuh Khalik, akan ada dua kelas yalni kelas 5 dan 6 yang akan mengikuti masa uji coba PTM. Namun jika selama dua minggu menunjukkan hasil yang baik maka minggu berikut akan ditambah untuk kelas 4 dan 5. Hal tersebut akan teeus dilakukan hingga kelas 1 dan 2 mengikuti PTM juga jika progres menunjukkan hasil yang baik.

"Nantinya siswa yang masuk hanya 50%, hari senin mereka yang biasa duduk dikursi kiri dan selasa yang biasa duduk dikursi kanan, jadi anak tidak akan menyentuh kursi dan meja siswa lainnya," bebernya.

Waktu pembelajaran dalam satu hari hanya dua jam saja. Sedangkan saat jam istirahat, siswa tidak diperkenankan untuk meninggalkan kelas, dan tetap beristirahat di kursi masing-masing.

Khalik juga menegaskan, saat istirahat makan dan minum siswa tidak diperkenankan untuk tukar menukar dan saling memberi makanan.

"Jumlah siswa kami 389 orang dan yang datang nantinya adalah separonya itupun siswa kelas 5 dan 6 saja, jadi 1 orang anak seminggu hanya berangkat 2 kali," tuturnya.

Dalam satu minggu ke depan, tambahnya, pihak sekolah akan mengejar untuk menerapkan kebiasaan anak-anak pada era new normal sehingga ketika sudah terbiasa dengan pola hidup baru ini maka akan menjadi kebiasaan disekolah.

"Untuk sistem prokes yang kita tetapkan begini, ada 4 kelas jadi kelas pertama jam 8, kelas berikutnya jam 8.15 jadi tidak ada gerombolan siswa, jadi antar kelas kita beri keda waktu 15 menit jadi tidak ada kerumunan baik berangkat maupun pulangnya," katanya.

Saat PTM berlangsung pihak sekolah akan menyiapkan Web Kamera yang ada diintegrasikan dengan Google Meet, sehingga anak-anak yang tidak mengikuti pelajaran langsung di sekolah akan mengikutinya melalui daring.

"Jadi, nanti saat pelajaran dikelas juga kita sambungkan melalui daring jadi guru tidak akan mengajar dua kali dengan kita pasang web camera yang diintegrasikan google meet, jadi luring dan daring berjalan bersamaan," pungkasnya. [sth]