Sekolah Indonesia di Venezuela Dijaga Ketat Tentara

Gedung Sekolah Republik Indonesia di Caracas, ibukota Republik Bolivarian Venezuela, dijaga ketat tentara.


Seperti yang lainnya, gedung Sekolah Republik Indonesia akan dijadikan tempat pemungutan suara dalam pemilihan presiden yang akan diselenggarakan hari Minggu mendatang (20/5).

Didampingi Pelaksana Fungsi Pensosbud Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Caracas, Wahid Fairus, Kantor Berita Politik RMOL mengunjungi gedung sekolah itu Senin siang (14/5) atau Senin malam WIB.

"Gedung sekolah disterilisasi sebagai pengamanan menjelang pilpres," ujar Wahid.

Setelah sempat vakum, dalam dua tahun terakhir, KBRI melaksanakan berbagai kegiatan di sekolah.

"Ada staf KBRI yang mengajar bahasa Indonesia. Juga kita ajarkan lagu-lagu nasional dengan menggunakan angklung," kata Wahid lagi sambil menambahkan sekolah ini memiliki siswa sekitar 800 orang.

Menurut Wahid, dua kegiatan tersebut sangat diminati oleh siswa Sekolah Republik Indonesia.

Dua tentara bersenjata yang menjaga gedung berlantai tiga itu mempersilakan RMOL memasuki selasar utama gedung sekolah. Namun semua ruang kelas dalam keadaan terkunji. Pihak pengelola sekolah pun tidak ada di tempat.  

Sebuah prasasti tentang pendirian sekolah dipasang di salah satu dinding selasar utama. Disebutkan dalam prasasti bahwa sekolah ini didirikan pada tahun 1990. Prasasti ditandatangani pada tanggal 16 Februari 1990 oleh Dubes Indonesia kala itu, Joedo Sumbono, dan Menteri Pendidikan Venezuela, Gustavo Roosen.

Sekolah Republik Indonesia terletak di Avenue A, Colinas de Valle Arriba, Munisipaliti Baruta, Miranda State. Persis di depan Rumah Sakit Sa Juan de Dios.  Tulisan "UEN Republica de Indonesia" dalam ukuran besar tertulis di bagian atas gedung sekolah. UEN adalah singkatan dari Unidad Educativa Nacional.