Di sebuah ruang kelas yang disulap menjadi ruang sidang redaksi, empat siswa tampak berdiskusi hangat. Mereka bukan jurnalis sungguhan, tapi sedang memerankan tim redaksi fiktif Majalah Mentari dalam sebuah video literasi. Tema yang mereka angkat yaitu maraknya hoaks di dunia maya.
- UNS Tuan Rumah Bank Indonesia Mengajar 2022
- Universitas Diponegoro Berhasil Raih Emas dalam World Young Inventors Exhibition di Malaysia
- Usai Dilantik Jadi Rektor Unisbank, Safik Ingin Perluas Kerjasama
Baca Juga
Adalah Al Falah, Akmal Nur Hakim, Rifki Ghani Baehaqi, dan Yuandhitra Fatahilah siswa SMP Negeri 1 Mrebet, Purbalingga yang menggagas video ini untuk mengikuti Lomba Video Konten Literasi tingkat Provinsi Jawa Tengah 2025.
Upaya mereka membuahkan hasil. Video itu berhasil menembus 10 besar dalam lomba yang digelar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Jawa Tengah.
“Kami ingin menyuarakan kegelisahan kami terhadap banyaknya berita bohong, terutama di media sosial,” kata Al Falah, Senin (12/5).
Dalam narasi video, digambarkan perdebatan para anggota redaksi dalam menentukan tema artikel. Ada yang mengusulkan menulis hoaks demi mendulang pembaca. Namun diskusi berakhir pada satu keputusan bulat: tidak ada ruang untuk kebohongan.
Sidang redaksi fiktif itu juga menyinggung fenomena generasi Z yang "good looking tapi belum tentu good attitude".
Lewat video itu, mereka menggiring pesan bahwa penampilan luar harus selaras dengan karakter yang baik.
“Kami ingin mengajak teman-teman untuk menulis hal positif, tentang prestasi, kegiatan sekolah, bukan hoaks,” kata Al Falah, yang juga menjabat Pemimpin Redaksi Mentari.
Kepala SMP Negeri 1 Mrebet, Azan Hendarto Sutanto, menyatakan kebanggaannya atas capaian anak didiknya.
“Video ini sebelumnya juga meraih juara 2 tingkat Kabupaten Purbalingga dan mewakili ke tingkat Provinsi,” katanya.
Tercatat, ada empat kelompok dari sekolah ini yang membuat video literasi. Semuanya melalui proses kurasi ketat oleh guru pembimbing, yakni Dede Utomo, Elino Chris Yustiawan, dan Wahyu Fathur Rozaq.
Namun hanya video kelompok Al Falah yang diikutkan ke tingkat provinsi. “Ada dua video yang sebenarnya siap lomba, tapi yang dipilih video Al Falah,” ujar Wahyu.
Kelompok lain juga tak kalah berprestasi. Kelompok Dzikrani Auranisa Lituhayu dan Ilal Pangestu meraih juara harapan tiga. Sementara dua kelompok lain, kelompok Idham Kusmardhani dan kelompok Abdul Matin Amir Fathin, masuk 10 besar tingkat kabupaten.
Lewat video berdurasi beberapa menit itu, para siswa SMP Negeri 1 Mrebet tak sekadar berliterasi, mereka juga menyisipkan pesan etis tentang bagaimana seharusnya generasi muda bersikap di tengah banjir informasi.
“Harapan saya, generasi Z mau dan mampu meningkatkan literasi, dan menggunakan teknologi secara bijak,” tutup Al Falah.
- Ketika Media Massa dan Sastrawan Dibungkam oleh Para Pembantu Prabowo
- Kapolres Jepara Siap Dukung Jurnalis Suguhkan Berita Berimbang
- Beredar Vidio di Media Sosial Bencana Gempa di Dieng, Kominfo Banjarnegara Pastikan Berita Hoaks