Menyikapi Surat Edaran (SE) Ketua Tim Penggerak PKK Salatiga Titik Kirnaningsih Yuliyanto, Sosiolog sekaligus Akademisi UKSW Salatiga Dr. Sri Suwartiningsih. M.Si menyampaikan pandangannya.
- Yulianto Diperiksa Soal Netralitas Pj Wali Kota Salatiga
- Siti Atikoh : Korban Pelecehan Harus Berani Speak Up
- Wali Kota Salatiga Klaim Penanganan Covid-19 Jadi Percontohan
Baca Juga
Ia menilai, cara berpakaian yang berbeda tetap ditemukan kasus kekerasan seksual.
"Ternyata cara berpakaian yang berbeda tetap ditemukan kasus kekerasan seksual pada perempuan dan keluarga," kata Dr. Sri Suwartiningsih. M.Si kepada RMOLJateng, Selasa (21/12).
Ia pun membeberkan, pada tahun 2019 tercatat sekitar 8.800 kasus kekerasan pada perempuan di Indonesia.
Kemudian, tahun 2020 sempat turun mencapai 8.600 kasus, dan kembali mengalami kenaikan berdasarkan data hingga November tahun 2021 angka 8.800 kasus.
Adapun, jenis kekerasan yang dialami perempuan paling banyak adalah kekerasan fisik mencapai 39 persen
"Selain itu, ada kekerasan psikis 29,8 persen, dan kekerasan seksual 11,33 persen. Data ini (CNNIndonesia, 2021)," tulisannya.
Di Salatiga, ungkap dia, dengan predikat Kota Toleran No 1 kekerasan yang dialami perempuan ternyata juga mengalami kenaikan.
Untuk itu, lanjut dia, masalah berpakaian memang merupakan hak dari masing-masing insan. Namun hal terpenting adalah akhlak dari kaum laki-laki memberikan tindakan kekerasan kepada perempuan juga perlu dibenahi.
Sri Suwartiningsih membeberkan, di Indonesia dengan jiwa Bhineka Tunggal Ika maka model berpakaian bebas memilih.
"Jadi untuk mengurangi kekerasan yang diatur bukan hanya kaum perempuan tetapi juga kaum laki-laki, untuk dapat terus menjaga harkat dan martabat laki-laki dengan melakukan tindakan terpuji," ungkapnya.
Lebih jauh ia menandaskan, negara-negara di seluruh dunia mengalami keprihatinan dengan kasus kekerasan terhadap perempuan saat ini.
Tak terkecuali di Indonesia, meski masih dengan data yang dinamis terhadap kasus kekerasan seksual bagi perempuan.
Terkait SE Ketua Tim Penggerak PKK Salatiga Titik Kirnaningsih Yuliyanto yang menekankan agar berpakaian sopan ia beranggapan SE tersebut salah satu solusinya selayaknya kaum perempuan berbaju tertutup.
Sementara tidak dapat dipungkiri bahwa di negara yang berpakaian tertutup seperti Arab Saudi juga masih terjadi kekerasan dalam keluarga.
"Arab Saudi pun sedang mempersiapkan 34 Pusat perlindungan keluarga untuk mengatasi kekerasan di dalam keluarga juga kekerasan seksual, seperti dikutip di Kalbarterkini.com. 9 Juni 2021," ujar dia.
Di ujung pernyataannya Suwartiningsih berharap, Kota Salatiga tetap terjadi hubungan yang harmonis antara laki-laki dan perempuan.
"Kiranya Salatiga akan tetap menjadi Indonesia mini yang selalu rukun dengan keberagaman yang ada," imbuh dia.
- Progres Flyover Canguk 39 Persen, Arus Lalin Semrawut Traffic Light Dimatikan
- Dinas Perdagangan akan Selidiki Keluhan Soal Dugaan Kebocoran Atas Pasar Johar
- Ratusan Rumah di Villa Marina Terendam Banjir Gara-gara Tanggul Pantai Jebol