Sukses Tangani Persoalan Kedelai Dalam Negeri, Harus ABG-C

Ingin sukses menangani  gejolak harga kedelai di dalam Negeri, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebutkan harus menerapkan ABG-C.


Diakui Arief, persoalan kebutuhan dan harga kedelai dalam Negeri menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Presiden Jokowi. 

Sejumlah upaya, termasuk melakukan penanaman pangan merangkul tidak hanya kalangan Perguruan Tinggi saja namun memerlukan kolaborasi semua pihak. Siapa saja. 

"Kalau Bapanas selalu menyampaikan, yang pertama kolaborasi ABGC. Apa itu, A itu akademisi dimana Universitas-universitas itu terlibat," ucapnya. 

Seperti dilakukan UKSW belum lama ini, mendapatkan kesempatan untuk melakukan penanaman bibit unggul kedelai di wilayah Kabupaten Semarang yang digandeng Kementerian Pertanian. 

Sedangkan B itu, lanjut dia, bisnis. Dimana, ada keterlibatan para pelaku usaha dan swasta. Sedangkan G itu kelompok Goverment, baik di Kabupaten Kota dan seluruh provinsi di Indonesia. 

C sendiri, adalah community atau komunitas seperti koperasi. Sehingga, jadi ingin sukses harus melibatkan semua pihak termasuk tidak hanya Perguruan Tinggi. 

Ketika semua pihak ini berhasil dirangkul, tentunya perlu satu pemahaman yang sama baik dalam hal cara-cara supaya menanam yang baik, menghasilkan yang produktivitasnya tinggi dengan bibit benih unggulan seperti apa. 

Tak lupa, akunya, bagaimana memupuk yang baik, bagaimana perhitungan anginnya serta bagaimana cara panennya.

"Dilanjutkan, dilanjutkan teknologi pasca panen seperti apa itu juga perlu teman-teman dari kampus mengetahuinya, setidaknya subsidi yang diberikan," imbuhnya.