Suluk Musyahadah Cinta, Gus Sastro Adi Tampil Bersama NU Light Orchestra

Kota Solo menjadi kota istimewa yang dipilih Gus Sastro Adi menggelar Suluk Musyahadah Cinta. Bukan di gedung mewah tapi di Taman Sunan Jogo Kali, Pucangsawit Jebres Solo, konser istimewa ini dipersembahkan oleh NUPro secara hybrid, daring dan luring, Rabu (27/4/2022) malam.


Suluk dibuka dengan lantunan Lagu Syahru Ramadhan disusul Shalawat Badar, yang dilantunkan Ki Ardhi Purboantono, seorang dalang, diiringi Gus Sastro dan NU Light Orchestra, membuat suasana khidmat.

"Musyahadah Cinta adalah sebuah perjalanan dan persaksian cinta. Cinta yang tanpa batas dan tanpa alasan,"  ungkap Gus Sastro Adi, saat membuka Suluk Musyahadah Cinta.

Suluk Musyahadah Cinta adalah konser perdana dari Gus Sastro, yang sebelumnya dikenal sebagai anggota grup band Power Metal dan Blackout.

"Perjalanan membawa saya pada saat ini, saat saya ingin meninggalkan dunia musik, Gus Nabil mendorong saya karena cintanya pada saya, mengabarkan Musyahadah Cinta melalui lagu ciptaan saya," ungkap Aktivis Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) dan salah satu Pimpinan Pusat Pagar Nusa.

Yang spesial, Suluk Musyahadah Cinta juga menghadirkan penyanyi religi Wafiq Azizah, yang menyanyikan dua lagu karya maestro Didi Kempot, Sewu Kutho dan Bapak, dalam versi bahasa Arab.

"Ini pesan almarhum Didi Kempot, agar saya menyanyikan lagu beliau dalam bahasa Arab. Yang lebih istimewa alih bahasa lagu 'Bapak' adalah karya Said Agis Siraj, menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi saya," ungkap Wafiq.

Wafiq Azizah adalah penyanyi religi yang sudah berkarya sejak anak-anak, tak kurang 60 album religi dengan 600 lagu diluncurkannya. 

"Suluk bukan sekedar perubahan atau perjalanan tapi menjadi kidung sangkan paraning dumadi, menyadari kesejatian diri saat kita mencintai dan bertauhid pada sang pencipta," ungkap Abdullah Wong, penyair kondang yang ikut tampil dalam Suluk Musyahadah Cinta.

Sambutan meriah dan kebanggaan juga disampaikan FX Hadi Rudyatmo, mantan Wali Kota Surakarta, selaku Sunan Jogo Kali. 

Bahkan momen Suluk Musyahadah Cinta yang dihadiri ribuan warga tersebut juga ikut disaksikan sejumlah ulama dan Tokoh Solo, diantaranya Gus Karim, seluruh ketua dan pengurus PCNU se Soloraya dan konser ditutup dengan lantunan lagu Musyahadah Cinta karya Gus Sastro Adi.

"Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu. Musyahadah cinta sejatinya adalah kisah perjalanan tauhid seorang hamba menuju Tuhan-nya. Sebuah keniscayaan dalam mencari Tuhan, sebelum ia mengenal jati diri dalam fitrah sesungguhnya, barulah ia akan menemukan begitu dekatnya Tuhan, bahkan melebihi cinta dan hidup itu sendiri," pungkas Gus Sastro.