Tekanan untuk menunda atau membatalkan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo terus diterima oleh pemerintah Jepang.
- Australia Naikkan Denda Bagi Pelanggar Lockdown
- Mahathir Mohamad Kembali Masuk Perawatan Rumah Sakit Jantung
- 11 Juta Penduduk Wuhan China Lakukan Tes Massal Covid-19
Baca Juga
Tekanan untuk menunda atau membatalkan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo terus diterima oleh pemerintah Jepang.
Mengutip pihak penyelenggara, NHK pada Rabu (2/6) melaporkan, sekitar 10.000 dari 80.000 relawan yang mendaftarkan untuk membantu di Olimpiade Tokyo telah mengundurkan diri.
"Tidak salah lagi bahwa kekhawatiran atas virus corona dapat menjadi faktor," ujar CEO panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, Toshiro Muto, seperti dikutip dari Kantor Berita RMOL.
Sementara itu, penasihat medis pemerintah, Shigeru Omi pada hari yang sama mengatakan, penyelenggaraan Olimpiade di tengah pandemi tidak normal.
"Tidak normal mengadakan Olimpiade dalam situasi seperti ini," kata Omi kepada komite parlemen.
Berdasarkan jajak pendapat, mayoritas publik Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade Tokyo yang dimulai pada 23 Juli yang sudah ditunda karena pandemi pada tahun lalu.
Kelompok tenaga medis sendiri khawatir penyelenggaraan pesta olahraga tersebut dapat membebani sistem kesehatan negara. Lantaran ribuan atlet, ofisial, dan media akan berbondong-bondong ke Jepang. Sementara itu, sejauh ini hanya 2,7 persen penduduk Jepang yang sudah divaksinasi.
- Dubes Manoj: India dan Indonesia Berbagi Tanggung Jawab
- Bali Menjadi Tuan Rumah MNEK Pada 2025, Menjamu 38 Negara Delegasi
- Pesta Ultah Barack Obama jadi Bulan-bulanan Karena Undang Ratusan Tamu