Tembus ke Mancanegara, Melati dari Batang Sampai ke Arab Saudi

Pertanian melati mulai dilirik para petani di Kabupaten Batang. Hal itu tampak dari meluasnya lahan pertanian melati di Kecamatan Gringsing, khususnya Desa Sidorejo.


Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang, wilayah kecamatan Gringsing, M Arisna Pradono.

"Selama tiga tahun ini luas wilayah pertanian melati meluas hingga hampir dua kali lipat," katanya, Selasa (19/7).

Ia menyebut awal 2019 luas pertanian melati di Desa Sidoerejo sekitar delapan hektare. Pada 2021, luas lahan pertanian Melati sudah hampir 15 hektare.

Potensi penjualannya pun tidak hanya di lokal, tapi juga mancanegara. Melati dari Gringsing diekspor ke Singapura, Malaysia hingga Arab Saudi.

Aris, sapaan akrabnya, menyebut ada dua desa sentra melati di Kecamatan Gringsing yaitu  Desa Sidorejo dan Yosorejo. Jumlah petani melati yang sebelumnya hanya puluhan, kini mencapai 100 orang.

"Ada yang merupakan petani baru, atau mengalihkan tanaman. Banyak yang beralih karena  dari sisi keuntungan cukup bagus, kondisi lahan mendukung dan perawatanya juga mudah," ucapnya.

Ia menyebut tanaman melati tidak banyak diganggu hama. Kalaupun ada, penanganannya mudah dan murah. Selain itu, melati bisa tumbuh di berbagai jenis lingkungan, mulai dataran rendah hingga tinggi. Tidak mengenal musim.

Adapun jenis bibit melati yang dipakai petani Gringsing dari Jawa Timur. Hasil petani Gringsing pun banyak yang diekspor. 

"Hal yang menarik lainnya adalah, melati bisa tiap hari panen. Lalu harga jualnya pun tinggi antara Rp 100 ribu per Kilogram hingga lebih dari Rp 300 ribu per Kilogram, "

Saat ini, petani melati sedang mendapat untung besar karena melonjaknya harga melati. Hal itu terkait masa bulan besar selepas Idul Adha. Banyak warga yang mengadakan acara hajatan dan mempengaruhi harga melati.

Seorang petani melati, Iwan Sri Arianto (40) membenarkan hal itu. Saat ini harga jual melati kecil menembus Rp 300 ribu per Kilogram. Untuk bunga melati besar Rp 150 ribu Per Kilogram.

Luas lahan pertaniannya mencapai 5.000 meter persegi dan menanam 60 ribu melati. Tiap hari, ia bisa memanen rata-rata 30 Kilogram. Melatihnya dikirim ke Kota Bandung, Semarang dan sebagainya.

"Gak cuma buat hajatan lokal, tapi juga diekspor ke Malaysia, Singapura. Bahkan kadang ke Arab Saudi," ucapnya.

Khusus ekspor ke Arab, harganya bisa melonjak lebih tinggi. Sebab, yang menentukan harga justru dari Petani.