Membicarakan isu mengenai Hak Asasi Manusia (HAM), tiga pelaku kesenian Kota Semarang ‘Menyuarakan Bunyi’ melalui pertunjukkan Musik Eksperimental. Pertunjukkan tersebut digelar dalam pameran mengenai HAM di Aula kantor Gedung Dewan Kesenian Semarang.
- Webe Kembali Hadirkan Koleksi Tas Terbaru
- Kampanyekan Misi GNRM, Warga Kudus Serius Diajak Tebarkan Hal Positif di Medsos
- Tetap Cantik dengan Riasan Instan dari Wardah
Baca Juga
Ketiganya bermain apik. Dengan seting ruang pertunjukkan yang gelap, mereka memainkan musik eksperimental penuh dengan jeritan, dan teriakan.
Andy Sueb, salah seorang musisi yang tampil dalam pertunjukkan tersebut mengatakan jika dirinya merasa tergerak untuk ikut bersuara. Dirinya memainkan instrumen bunyi yang dinamai Layur. Suara yang muncul, menurutnya merupakan representasi atas banyak isu mengenai HAM.
Karena saya tergerak, saya merasa ingin menyuarakan bunyi-bunyi yang datang kepada saya. Itu refleksi yang ingin saya bangun kepada penonton melalui instrumen bunyi saya," kata dia, Rabu (5/12).
Sementara itu, Efianingrum, vokalis yang juga tampil mengaku merasakan hal yang berbeda saat diajak bermain. Menurutnya, ada sesuatu yang mendorongnya untuk menjerit dan berteriak saat tampil, bahkan terdengar sesekali menangis.
Saya tidak tahu kenapa, namun ada getaran kuat dalam diri saya dan itu ingin saya luapkan," katanya.
- Petualangan Ant-Man and The Wasp Siap Kunjungi Penggemar Marvel
- Rodjo Resto Berhasil Bertahan Selama Pandemi Covid-19 Tanpa PHK Karyawan
- BTS Batalkan Penerbangan ke US