Pengguna terbanyak alat pembayaran digital milik Bank Indonesia, Qris di wilayah eks Karesidenan Pekalongan disabet Kabupaten Batang. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal Muhammad Taufik Amrozi.
- Sido Muncul Salurkan Bantuan untuk Masyarakat Rp500 Juta Lewat Polda Jateng, Irwan Hidayat: ‘’Mari Kita Satukan Hati, Jaga Prokes, Mohon Belas Kasih Tuhan agar Pandemi segera Berakhir’’
- Tanggap Bencana, Pertamina Salurkan Bantuan untuk Posko Banjir Rob Tanjung Mas Semarang
- Dilema Pengusaha Kerupuk di Salatiga, Dampak Harga Minyak Goreng Melambung
Baca Juga
Ia menyebut jumlah user Qris di Kabupaten Batang 83,5 ribu jiwa. Banyak pedagang pasar tradisional di Kabupaten Batang.
"Ada lima pasar tradisional yang sudah menerapkan Qris dalam pembayarannya, yaitu pasar Subah, Limpung, Tersono, Bandar dan Batang," katanya saat diwawancarai, Minggu (19/3).
Ia mengatakan masyarakat mulai nyaman bertransaksi cashless. Selain mengurangi risiko membawa uang tunai dalam jumlah banyak, para penjual juga tidak perlu pusing menyiapkan kembalian.
Transaksi penggunaan Qris Kabupaten Batang menjadi yang tertinggi pada Januari 2023. Nilainya mencapai Rp 17,7 miliar dari Rp 63,7 miliar transaksi wilayah eks Karesidenan Pekalongan.
Wilayah kerja BI Tegal meliputo tujuh wilayah mulai Batang hingga Brebes. Untuk urutan kedua direbut Kota Tegal dengan 81,3 ribu merchant dengan nilai transaksinya Rp 12,5 miliar.
"Untuk nilai transaksi paling sedikit adalah Kabupaten Pekalongan denganRp 5,33 miliar,"tambahnya.
Adapun jumlah merchant Qris di eks Keresidenan Pekalongan mencapai 325,5 ribu. Harapannya, makin banyak yang memanfaatkan pembayaran dengan sistem cashless.
- Pedagang Pasar Johar Bisa Kembali Mulai 24 September 2021
- Uwinfly Beri Kesempatan Masyarakat Jadi Mitra Penjualan
- Menteri Teten Masduki: Kekuatan Ekonomi Digital Selama Pandemi Capai Rp640 Triliun