Universitas Muhammadiyah Karanganyar (UMUKA) memiliki program studi (prodi) akupuntur dan pengobatan herbal. Hal ini tentunya menjadi peluang yang besar jika dikembangkan secara massif dan terstruktur dalam upaya mendongkrak ekonomi masyarakat dan potensi hayati tanah air.
- BPI dan BBPMP Jateng Gelar Workshop Edukatif untuk 28 Sekolah Sekitar PLTU Batang
- SMA Islam Ahmad Yani Batang Pamerkan Karya Hasil Daur Ulang Sampah
- UNS Berduka, Evaluasi Total Seluruh Kegiatan Kampus
Baca Juga
Setidaknya pesan itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di UMUKA, Rabu (8/5).
Menurutnya, pengembangan obat berbahan alam harus dilakukan karena Indonesia, memiliki potensi yang sangat besar pada keanekaragaman hayatinya sehingga bisa menjadi basis kemandirian nasional terhadap penyediaan bahan baku.
Karena itu, dengan pemanfaatan yang maksimal terhadap keanekaragaman hayati Tanah Air akan membuat Indonesia menjadi mandiri dalam bidang obat sehingga potensi ini harus terus dikembangkan.
"Saat ini dunia cenderung berpaling kepada pengobatan yang lebih alami, dan berbasis kearifan lokal. Untuk itu perlu pengembangan (pengobatan) herbal salah satunya di perguruan tinggi (UMUKA-red)," jelas Muhadjir, Rabu (8/5).
Pernyataan Muhajir bukan tanpa alasan. Sebab, beberapa tahun terakhir, trend pengobatan tradisional mulai disukai masyarakat negara maju. Mereka lebih tertarik menggunakan tumbuh herbal daripada menggunakan obat kimia.
Hal tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga negara maju seperti Jepang, Cina dan India juga lebih mengutamakan pengobatan berbahan alam (back to nature).
Bahkan, saat ini di Cina dan India telah menguasai bahan baku obat (herbal) yang dijual di pasaran internasional.
"Kita masih importir bahan baku (dari Cina dan India). Sementara kita memiliki keanekaragaman hayati yang sangat luar biasa belum terexploitasi dengan baik," ungkapnya.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Laksana Tri Handoko menambahkan dengan trend back to nature harus bisa memaksimalkan untuk memanfaatkan kekayaan hayati.
"Khususnya untuk bahan baku obat dan juga pengobatan herbal," imbuhnya.
Rektor UMUKA Karanganyar Muhammad Samsuri menambahkan Program Studi D-4 Akupuntur dan Pengobatan Herbal mulai dibuka tahun ini.
"Baru tahun ajaran 2024-2025 menerima mahasiswa baru. Prodi Akupuntur dan Pengobatan Herbal ijin sudah turun," ujarnya.
Untuk mendukung perkembangan prodi Akupuntur dan Pengobatan Herbal, UMUKA Karanganyar juga bekerja sama dengan BRIN. Yang akan membantu dalam proses penyusunan kurikulum, pelaksanaan tugas pembelajaran pendidikannya, praktek, juga prakteknya.
"Semuanya nanti kami kerjasama dengan berbagai pihak terutama dengan BRIN juga dengan UPT," pungkasnya.
- BRIN Kembangkan Teknologi Olah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Petasol Di Banjarnegara
- LAPAN Dilebur Masuk BRIN, Mengapa Jadi Kerugian Indonesia?
- Narendra Modi Kancil Yang Gesit Bergerak Saat Artificial Intelligence Action Summit Di Paris