Usung Perusakan Lingkungan, Seniman Asal Kudus Angkat Bicara Lewat Karya

Melihat dan merasakan dampak pembangunan terhadap lingkungan, seniman asal Kudus, Praditya Wibby, mencoba menuangkan gagasannya dalam bentuk pameran di Grobak Art Kos Hysteria, Semarang.


Dalam pameran tunggalnya bertajuk 'Silap : Living Room Act', karya-karya Wibby, dia awali dari aktivitas gerakan sosial dan lingkungan.

Wibby banyak merespons apa yang sedang dikerjakannya. Dia melakukan pendekatan ke masyarakat dan melawan sistem yang mengganggu kenyamanan hidup masyarakat. Sebut saja kasus di daerah Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Kulonprogo, Yogyakarta, hingga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah.

Kurator pameran tersebut, Aristya Kusuma Verdana, mengatakan Wibby banyak melihat kisah kelam selama mendampingi masyarakat.

Aristya menilai, hal itu mempengaruhi pola garis dan pemberian warna dalam proses kreatifnya. Menurutnya, Wibby mencermati banyak keadaan yang dialami masyarakat dan menjadi berbeda suaranya di luar lingkaran masyarakat itu sendiri.

"Cerita-cerita yang hadir juga dipelintir. Bahkan, di dalam lingkaran, ada pula salah persepsi. Konflik terjadi dimana-mana, hingga antar anggota keluarga," kata Aristya, Minggu (28/4).

Aristya menambahkan, melalui kecerdasannya, Wibby merekam masalah pangan dengan wacana infrastruktur yang mengatasnamakan kepentingan rakyat dengan mengorbankan lahan pertanian atau laut untuk nelayan.

Disampaikan pula kegelisahan atas penggundulan hutan dan lahan produktif yang dialih-fungsikan untuk kebun kelapa sawit, banyak menghilangkan nyawa manusia dan endemic sekitar.

"Pada permasalahan tambang yang paradoksal saat ini masih menjadi persoalan yang sangat serius, tetapi ironisnya menjadi ajang bisnis yang bisa mengeruk banyak keuntungan untuk pemodal, dengan mengesampingkan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat kaum bawah," pungkasnya.