Komunitas wayang kontemporer Wayanggaga mengajak segenap anak-anak Desa Mororejo, Kendal, untuk membuat wayang suket.
- Festival Barongan Wadahi Ekspresi Berkesenian Seniman Kota Kudus
- Tirakatan Rangkaian Merti Bumi dan HUT Kemerdekaan RI ke-79 di Goa Kreo
- Tips Praktis Gemar Menulis Kisah Kepejuangan
Baca Juga
Koordinator Wayanggaga, Pambuko Septiardi mengatakan, bekerjasama dengan mahasiswa Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Kami bekerjasama dengan mahasiswa UPGRIS untuk workshop wayang ini. Alhamdulillah anak-anak senang dihadapkan dengan hal berbeda dari yang mereka lakukan setiap hari," kata Pambuko, Jumat (8/2).
Pambuko menerangkan kegiatan ini dilakukan agar anak-anak mendapat asupan wawasan baru mengenai mainan tradisional.
Pambuko menilai kemajuan teknologi saat ini merupakan salah satu momok yang cukup berbahaya bagi perkembangan psikologi anak.
Oleh karenanya, menurut kami perlu kegiatan semacam ini. Dan kami selalu berupaya mengajak anak-anak bermain dengan kami. Minimal mereka dua jam lepas dari handphone," tuturnya.
Sementara itu, perwakilan mahasiswa UPGRIS, Dicki Tifani Badi, mengatakan pihaknya berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi teknologi saat ini.
Kami menggandeng Wayanggaga agar ada bentuk permainan nyata yang bisa dilakukan oleh anak-anak," kata dia.
Dicki berharap, kegiatan ini dapat memantik kesadaran orangtua agar memperhatikan perkembangan anak mereka.
Tentunya, secara psikologi kalau terikat dengan teknologi atau handphone tidak baik bagi anak-anak. Mereka perlu hal lain yang tidak mengacu pada itu," pungkasnya.
- Imlek di Klenteng Hok Ie Kiong, Meriah
- Jaga Keaslian Koleksi, Museum Batik Pekalongan Rutin Lakukan Perawatan
- Bertahan Ditengah Perkembangan Zaman, Waroeng Semawis Padukan Unsur Tradisional dan Modern