Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah merasa iba melihat Presiden Joko Widodo yang tidak memiliki penasihat tata negara.
- Bertekad Menangkan Anies Baswedan, PKS Salatiga Bentuk Tim Pemenangan Hingga Tingkat RT
- Peran 02 Jateng : Anak Muda Demak Condong ke Gibran
- Nama Kaesang Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Ini Kata Gibran
Baca Juga
Akibatnya, sampai detik ini pengesahan revisi UU 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3), terus molor.
"Kasihan Presiden. Saya sedih melihat Presiden gak punya penasihat tata negara, jadi enggak konstitusional dan ngawur serta ngidul aja," kata Fahri kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Senin (5/3) seperti dikutip Kantor Berita Politik
Ironisnya, ujarnya lagi, orang-orang di sekitar Jokowi tidak memiliki kemampuan dalam menyikapi masalah itu, hingga mereka terlihat ngawur dalam bekerja. Untuk itu, politisi PKS itu meminta Jokowi harus berhati-hati.
"Presidennya harus hati-hati. Enggak punya penasehat tata negara sih, jadi ngawur gitu kiri-kanannya. Ada orang-orang jago di sekitar Presiden, tapi tidak jelas itu Presiden. Bahkan, sikapnya terhadap UU MD3 ini bahaya betul," ucapnya.
Tidak itu saja, dia juga mengakui Presiden tidak memiliki ahli dalam bidang ekonomi, hingga keputusan-keputusan ekonomi yang diambil tidak subtansial.
"Ada tantangan membuat keputusan-keputusan ekonomi dan lainnya yang sangat subtantif. Ini bisa babak belur saat debat Presiden nanti," katanya.
Langkah Jokowi bisa dimuluskan saat debat Presiden nanti, bila tidak ada lawannya selain melawan 'kotak kosong’. Namun, Fahri mengaku hal itu sulit terjadi karena kotak kosong tak bisa menghadapi manusia, selain kotak kosong menghadapi kotak kosong.
"Ya kecuali kalau lawan kotak kosong. Makanya ada yang pengen Presiden lawan kotak kosong. Bahaya dong, yang bisa lawan kotak kosong hanya kotak kosong, enggak bisa manusia," jelasnya.
- Refleksi 3 Tahun Gibran-Teguh: Pekerjaan Rumah Yang Perlu Dirampungkan
- Pemilih Dilarang Bawa Telepon Seluler Saat Masuk Bilik Suara
- KPU Karanganyar Sebar 3200 Petugas Pantarlih Melakukan Coklit