Bak Gunung Es, Kasus Kekerasan Anak dan Bullying di Purworejo, Capai 37 Kasus

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Purworejo, Muhamad Abdullah. Budi Agung/RMOLJateng
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Purworejo, Muhamad Abdullah. Budi Agung/RMOLJateng

Kasus kekerasan terhadap anak dan bullying sepanjang tahun 2024 ini udah mencapai 37 kasus. Angka ini dimungkinkan lebih besar jika seluruh masyarakat lebih terbuka dan melaporkan ke instansi terkait.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Purworejo, Muhamad Abdulah mengatakan permasalahan kekerasan anak ini merupakan fenomena gunung es. Pengungkapan 37 kasus tersebut, baru yang dilaporkan dan ditangani UPT PPA DP3APMD, dia meyakini kasus itu bisa lebih dari itu.

"Bisa sampai 50 bahkan 100an. Kita yakini pasti banyak kasus-kasus itu yang belum terungkap," kata Muhamad Abdullah, Senin (8/7).

Jika boleh dibilang, Purworejo dalam kondisi darurat pelecehan seksual atau darurat kekerasan terhadap anak.

Dirinya meminta agar publikasi dan edukasi tentang permasalahan tersebut digencarkan, dengan tujuan orang tua akan semakin paham dan semakin ketat mengawasi anak-anaknya.

"Kita harapkan agar para guru juga semakin ketat dalam mendidik anak didiknya, sehingga hal seperti ini bisa diminimalisir agar kejadian tidak berulang apalagi bertambah banyak," imbuh Abdullah.

Menilik dari permasalahan tersebut, Abdullah menyebut jika salah satu pemicunya adalah adanya kemerosotan moralitas dan akhlak anak. Dan hal tersebut terjadi karena kurangnya pendidikan karakter.

"Salah satunya mengenai pendidikan agama, yang disetiap sekolah saat ini volumenya sangat kurang, bahkan jika tidak kleru satu minggu hanya satu jam," tambahnya.

Menurutnya, harus ada perubahan kurikulum yang diberikan di sekolah. Yakni dengan memberikan banyak ruang pendidikan agama dan pendidikan karakter supaya anak-anak kita bisa memiliki karakter yang baik tidak seperti yang terjadi saat ini.