Berdayakan Anak Muda Hadapi Revolusi Industri 4.0

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia harus dilakukan semua institusi untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Upaya itu tidak lepas dari perhatian semua pihak, termasuk institusi yang mencetak SDM.


Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara mengatakan, seluruh institusi yang menghasilkan SDM harus merubah kondisi yang ada.

"Terutama kurikulum disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan industri dan pelaku ekonomi di masa yang akan datang," katanya dalam Focus Group Discussion bertajuk 'Akselerasi Industri 4.0 Berbasis Produk Kelautan dan Perikanan Indonesia' yang digelar DPP PDI Perjuangan, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (27/9).

Menurut Ngakan, peningkatan SDM akan meningkatkan produktivitas. Keberpihakan pemerintah juga harus cukup jelas, termasuk dari sisi politik anggaran. Dia mengatakan, anggaran harus disiapkan untuk meningkatkan inovasi dan penemuan-penemuan baru.

"Tanpa ada kreativitas, revolusi industri 4.0 tidak akan berjalan. Hal ini mengingat ciri utama dari revolusi industri 4.0 adalah inovasi," ujarnya.

Dalam FGD yang dihadiri Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Bidang Maritim Rokhmin Daruri itu Ngakan mengatakan, penerapan revolusi industri 4.0 harus terintegrasi. Mulai dari on farm, pengolahan, sampai distribusi.

Kemenperin sendiri sudah memetakan ada 84 sektor industri. Namun, dari 84 itu diambil lima sektor yang terlebih dahulu didorong untuk menerapkan revolusi industri 4.0 karena memberikan impact ekonomi yang signifikan. Yakni sektor makanan dan minuman, kimia, tekstil, otomotif dan elektronik.

"Ini transformasi teknologinya lebih mudah dibanding sektor lain," katanya.

Ngakan menepis jika dikatakan penerapan revolusi industri 4.0 akan mengurangi penyerapan tenaga kerja. Menurutnya, jika revolusi industri 4.0 dilakukan maka kekhawatiran orang tentang pengurangan tenaga kerja tidak akan terjadi. Bahkan, dengan menerapkan revolusi industri 4.0 maka akan ada tambahan 10 juta tenaga kerja pada 2030. Sehingga, total tenaga kerja yang bisa terserap sampai 2030 nanti bisa mencapai 30 juta orang.

"Jadi sekarang semua harus peduli bagaimana mengembangkan anak-anak muda untuk maju dan kreatif dalam menghadapi revolusi industri 4.0 itu," bebernya.

Lebih lanjut, industri pada dasarnya merupakan upaya meningkatkan nilai tambah. Sumber daya Indonesia yang besar harus bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Ngakan berpesan, bonus demogratif yang dimiliki Indonesia harus dimanfaatkan.

"Negara yang lewati masa bonus demografi, maka pertumbuhan ekonomi cenderung menurun. Kita tidak mau itu," jelasnya.

Karena itu, Ngakan mengajak memberdayakan dan meningkatkan kreativitas serta kualitas SDM terutama anak muda.

"Bonus demografi harus dimanfaatkan dengan peningkatan skill. Berdayakan anak muda supaya bisa menyambut teknologi masa depan," ujarnya.

Ditambahkan Ngakan, Indonesia tetap membutuhkan investasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Salah satu upaya menarik investor adalah dengan menjaga stabilitas politik.

"Jangan harap investor datang kalau situasi politik tidak bagus," imbuhnya.