Sudah menjadi keniscayaan bahwa dengan perkembangan
teknologi informasi, terutama dengan munculnya internet, banyak tercipta
peluang kerja baru.
- Adik Kim Jong-un Sambut Usul Presiden Korsel Soal Deklarasi Resmi Berakhirnya Perang Korea
- Pemerintah Australia Sebut Novak Djokovic Punya Catatan Sejarah Langgar Prokes
- Menlu Retno Kantongi Tambahan Bantuan 30 Juta Dolar AS untuk Penanganan Covid-19
Baca Juga
Youtuber dan Selebgram saat ini menjadi pilihan profesi menjanjikan bagi banyak kaum milenial. Selain peluang penghasilan yang tak sedikit, mereka juga tidak terikat dalam keharusan bekerja di kantor dan menghabiskan hidup mereka hanya di satu tempat yang membosankan.
Tren ini banyak mengubah pola pikir anak muda zaman now. Siapa yang tidak tertarik untuk tinggal di Bali, bekerja hanya dengan laptop yang tersambung saluran internet gratis yang disediakan di cafe-cafe cantik sambil menyeruput kopi vanilla late kesukaan? Tak perlu waktu dihabiskan seharian di kantor. Cukup bekerja beberapa jam saja, sisa waktu dapat dinikmati dengan surfing, jalan-jalan di pantai ataupun kongkow dengan teman-teman satu komunitas.
Itulah gambaran digital nomad yang dipaparkan oleh Dubes RI untuk Korea Selatan Umar Hadi di hadapan ratusan mahasiswa di Busan dalam Special Lecture yang diselenggarakan salah satu mata program dalam promosi terpadu KBRI Seoul bertema Easy Access Indonesia; Unlocking the Infinite Culture, Nature and Venture pada Kamis (24/5), di kampus Busan University of Foreign Studies (BUFS) bekerja sama dengan ASEAN Culture House di Busan.
Special lecture yang juga dihadiri oleh mahasiswa dari Kyungsung University, Busan National University dan Youngsan University tersebut memang menggaris bawahi kekuatan ekonomi digital yang sangat menjanjikan bagi kalangan generasi muda. Dicontohkan banyak sekali start up Indonesia yang menjadi luar biasa sukses dari lini bisnis ini.
"Dalam hitungan beberapa tahun saja, di Indonesia sudah muncul beberapa Unicorn atau perusahan beromset minimal satu miliar dolar Amerika Serikat," papar Dubes dalam keterangannya seperti dikutip dari Kantor Berita Politik
Masih dalam konteks digital nomad, Dubes Umar juga memperkenalkan Indonesia sebagai magnet bagi para digital nomad dunia.
"Dimana lagi kalian mampu menyewa rumah dengan kolam renang dan pemandangan asri persawahan dengan harga yang jauh lebih murah dibanding di Silicon Valley Amerika? Bali lah salah satunya di Indonesia yang sangat tepat untuk menjalankan bisnis kalian. Kalian cukup membawa laptop saja," tutur Dubes.
Selain memaparan mengenai prospek ekonomi digital, Special Lecture berjudul Indonesia Update ini juga mengulas berbagai perkembangan terkini Indonesia yang meliputi peran Indonesia di tataran regional dan global, hubungan Indonesia dan Korsel serta berbagai alasan mengapa kaum muda Korsel harus mengunjungi Indonesia tanpa perlu menunggu hingga mereka tamat kuliah terlebih dahulu.
"Percayalah, perjalanan kalian akan terasa lebih menarik dan menyenangkan kalau kalian ke Indonesia sekarang saat kalian belum lulus kuliah. Dan percayalah bahwa masa depan kalian akan jauh lebih baik dari apa yang kalian bayangkan saat ini, karena apa yang terwujud di dunia ini adalah akumulasi dari mimpi-mimpi generasi muda seperti kalian," pungkas Dubes Umar.
Special Lecture yang direncanakan hanya berlangsung dua jam ini, ternyata molor hingga dua setengah jam. Itupun tak bisa mengakomodir semua pertanyaan mahasiswa yang muncul. Banyak sekali pertanyaan terlontar di luar konteks ekonomi digital. Ternyata banyak millennial Korsel yang baru menyadari betapa beragamnya masyarakat, budaya serta agama di Indonesia. Sebagian bahkan tak habis fikir bagaimana Indonesia mampu menjaga persatuan dan memupuk kebhinekaan pada saat yang bersamaan.
Sebelum memberikan kuliah khusus, Dubes
Umar Hadi juga berkesempatan bertemu dengan Presiden BUFS Prof. Jung
Giyoung. Keduanya sepakat untuk membentuk dan mempromosikan Departemen
Kajian Indonesia di BUFS serta menjembatani semakin banyaknya mahasiswa
Indonesia untuk belajar di BUFS.
- Hubungan Diplomatik Indonesia-Singapura Makin Erat
- Menlu Sugiono: Ada Migran Indonesia Ditahan Di Malaysia
- Komunitas Diaspora Indonesia Sebut Usulan Nama Jalan Soekarno-Ataturk Bentuk DIplomasi Tingkat Tinggi