Sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, Forum Posyandu Kota Semarang membentuk Forum Posyandu Tingkat Kecamatan.
- RSUD Wonogiri Buka Unit Pelayanan Stroke
- RSUD Kudus Kekurangan Nakes: Usulkan Rekrutmen CASN dan PPK Baru
- Pemkab Batang Harus Siap 60 Ribu Vaksin Covid-19 untuk Pelajar SD
Baca Juga
Pembentukan Posyandu di tingkat kecamatan ini bertujuan agar bisa menjalankan program kerja Forum Posyandu Kota Semarang secara lebih cepat dan tepat hingga ke tingkat bawah.
Ketua Forum Posyandu Kota Semarang, Daniel Diyanto mengatakan, ada 1.625 posyandu di Kota Semarang. Melalui forum posyandu tingkat kecamatan, diharapkan banyaknya posyandu tersebut bisa terakomodir dengan baik melalui forum yang ada di kecamatan.
Forum Posyandu yang ada di tiap kecamatan ini juga melibatkan kepengurusan dari kader, rumah sakit, Universitas, DP3A, Dinkes, Dinas Ketahanan Pangan dan Disdalduk.
"Kami tidak bisa bergerak sendiri. Kami mengakomodir usulan dan masukan hampir 13.700 kader di Kota Semarang. Dengan adanya Forum Posyandu tingkat kecamatan dan kota ini sebagai platform untuk memberikan masukan dan evaluasi," kata Daniel, saat pelantikan Forum Posyandu Kota Semarang masa bakti 2022 - 2024, di kantor PKK Kota Semarang, Kamis (11/8).
Selain itu, Forum posyandu juga akan mengusulkan anggaran kepada Pemerintah Kota Semarang untuk penambahan makanan tambahan bagi seluruh balita yang terdata di posyandu.
"Kami akan coba ajukan anggaran sebesar Rp 500 ribu per bulan tapi belum goal, baru diterima Rp 350 ribu per bulan," ucapnya.
Selain anggaran untuk PMT, pihaknya juga akan menggerakkan kegiatan peningkatan kapasitas kader melalui pelatihan serta melakukan peremajaan alat-alat posyandu.
"Kalau tahun 2021-2022 untuk peremajaan alat posyandu sudah teranggarkan," bebernya.
Lebih lanjut, Daniel mengatakan akan berusaha mewujudkan posyandu inklusi yang bisa melayani balita penyandang disabilitas di seluruh Posyandu yang ada di kota Semarang.
Ia menilai selama ini masih banyak anak-anak berkebutuhan khusus yang tidak mengikuti kegiatan Posyandu, sehingga pihak Posyandu tidak bisa melakukan pemantauan perkembangan anak dengan baik.
"Kadang-kadang masyarakat masih menyembunyikan anak-anaknya yang penyandang disabilitas, tidak mau diajak bersama," ungkapnya.
Nantinya para kader Posyandu ini akan dilatih untuk menuju posyandu inklusi. Melalui posyandu inklusi, harapannya angka stunting juga bisa turun.
"Kami kolaborasi dengan PKK Kota dan melibatkan pihak swasta, kami sedang mengerjakan program sibening. Semua ikut bergerak menangani stunting," jelasnya.
Ketua TP PKK Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi yang diwakili Ketua Bidang I TP PKK Kota Semarang, Nurul Cahyo Bintarum mengatakan, hingga saat ini masyarakat masih membutuhkan posyandu sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya bagi bayi, balita, ibu hamil, melahirkan dan nifas.
Ia menyebutkan dari 1.625 posyandu di Kota Semarang, masih ada posyandu pratama dan madya yang perlu di revitalisasi agar bisa menjalankan fungsinya secara optimal.
"Disamping itu PR pencegahan stunting dan penanganan stunting sangat memerlukan peran aktif posyandu, bahkan presiden Jokowi pernah menyampaikan bahwa posyandu merupakan garda terdepan dalam penanggulangan stunting di Indonesia," katanya.
Ia berharap, pengurus Forum Posyandu bisa menjadi jembatan dalam menerima aspirasi dari kader posyandu dan masyarakat. Selain itu juga bisa menjadi penyampai program-program pemerintah dalam bidang kesehatan masyarakat.
"Misalnya, penurunan angka kematian ibu dan bayi, pencegahan stunting hingga penurunan angka gizi buruk dan penyakit menular, program UHC dan lain-lain," tandasnya.
- Dana Desa Naik untuk Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem
- Ulang Tahun, Masyarakat Banjarnegara Bisa Cek Kesehatan Gratis
- Kecepatan dan Ketepatan dalam Bertindak Kunci dalam Pengobatan Kanker Payudara