‘’Dampingi Desa Dengan Hati, Bukan Dengan Caci.’’ Kalimat itu adalah bio dari akun twitter @puspindes Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Bergabung di twitter sejak Maret 2016, @puspindes kini telah memiliki 8.643 pengikut. Di beranda twitter, @puspindes banyak me-retweet postingan akun milik desa yang menyampaikan beragam kegiatan, termasuk laporan keuangan pemerintah desa.
- Pelanggan Setia Telkomsel, IRT Asal Semarang Mendapat Mobil Mewah
- 2022, RFB Semarang Targetkan 500 Tenaga Pialang dan 40 Wakil Pialang Berjangka
- Mantap Nonton Piala Dunia 2022 Pakai Indosat Oredoo Hutchison
Baca Juga
Lewat media sosial twitter, facebook, dan instagram, penggunaan anggaran desa menjadi lebih transparan. Jika dulu laporan dana desa terkesan tertutup dan hanya diketahui oleh para perangkat desa dan sebagian kecil wakil warga, kini, dengan adanya sarana media sosial, laporan keuangan desa menjadi milik publik, karena mudah diakses oleh siapa saja.
Puspindes atau Pusat Pemberdayaan Informatika dan Desa Kabupaten Pemalang adalah sebuah program unggulan bentukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemalang yang bekerjasama dengan Relawan TIK Indonesia Kabupaten Pemalang, di bawah pengawasan dan tanggung jawab Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (Dinpermasdes) Kabupaten Pemalang.
Desa Melek Internet
Semangat Pemkab Pemalang membangun desa melek internet, benang merahnya dapat ditarik dari Puspindes ini. Mereka berhasil mengembangkan Aplikasi Sistem Informasi Desa dan Kawasan Pemalang (Sidekem). Di dalam aplikasi tersebut, ada menu penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa. Melalui aplikasi ini pula, perangkat desa dapat membuat Dokumentasi Pembangunan Desa, yaitu dalam penyusunan RPJMDesa, RKP Desa, Rencana Anggaran Belanja (RAB), hingga Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Desa dengan lebih mudah.
Ratusan Relawan TIK sudah ikut bergabung menjadi motor penggerak dari program desa melek internet di kabupaten yang berada di wilayah Pantura Jateng ini.
Pengelola Program Puspindes Kabupaten Pemalang, Gatot Ari Wibowo mengatakan, program desa melek internet sudah dimulai sejak tahun 2017, menyasar 211 kantor desa di Kabupaten Pemalang. Tercatat hingga tahun ini, sebanyak 30 area kantor desa belum terkoneksi jaringan internet.
‘’Bukan kita tidak masuk ke sana. Namun, 30 area kantor desa itu masuk blank spot area, tersebar di beberapa kecamatan, utamanya wilayah punggung Gunung Slamet. Sebagian besar ada di wilayah Kecamatan Pulosari dan Watukumpul,’’ ujar Gatot, kepada RMOL Jateng, Jumat (20/8).
Sumitro Aji Prabowo, Koordinator aplikasi, infrastruktur dan jaringan, menambahkan,solusi untuk desa-desa yang tidak terkoneksi internet agar bisa memanfaatkan tower desanya untuk mendapatkan akses internet dari desa lainnya. Selain itu, solusi untuk wilayah desa seperti dusun yang tidak terkoneksi internet bisa memanfaatkan tower desanya menggunakan media wireless atau memanfaatkan lampu jalan di desa menggunakan kabel fiber optik agar wilayah dusun tersebut mendapatkan akses internet dari desa.
Pemasangan jaringan internet di desa dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Setiap kantor desa menikmati layanan internet berkapasitas rata-rata 5-10 Mbps. Pihak Puspindes dan Relawan TIK bertugas memberikan beragam pelatihan dan pendampingan teknis kepada para perangkat desa.
Jenis pelatihan TIK bagi perangkat desa bermacam-macam, mulai dari komputer dasar, pemrograman dasar, layanan desa mandiri (LDM), dan media sosial desa, hingga sistem informasi desa, jaringan komputer, infografis desa, peta desa, internet of things, dan web desain.
LDM atau Layanan Desa Mandiri merupakan sistem pelayanan surat-menyurat dengan menggunakan e-KTP melalui perangkat LDM (Layanan Desa Mandiri). Perangkat LDM ini merupakan sebuah perangkat e-voting (Electronic Voting) yang digunakan untuk pilkades tahun 2018 lalu, yang kemudian dialihfungsikan untuk pelayanan surat-menyurat oleh Puspindes Kabupaten Pemalang.
Sistem pelayanannya, warga melayani sendiri dengan cara memilih kategori dan jenis surat yang akan dibuat pada layar monitor, kemudian menempelkan e-KTP dan sidik jari pada e-KTP reader, lalu pilih ‘lanjut’, print, dan ambil tiket surat yang kemudian diserahkan ke bagian pelayanan untuk dicetak.
Pelayanan surat-menyurat dengan LDM ini terintegrasi dengan aplikasi Sidekem, yang di dalamnya sudah tersedia fitur layanan desa mandiri. Jadi, jenis surat yang dibuat warga melalui perangkat LDM ini bisa langsung sinkron dan otomatis masuk ke aplikasi Sidekem, sehingga bagian pelayanan desa mengetahui jenis surat yang diminta warga. Sedangkan, untuk warga yang belum mempunyai e-KTP, bisa langsung ke bagian pelayanan (manual).
Pandu Digital
Pria yang akrab disapa Bowo ini lebih lanjut mengatakan, bersama Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementerian Kominfo, tahun ini mengadakan pelatihan Pandu Digital di beberapa wilayah desa, antara lain Desa Kandang, Kecamatan Comal, Desa Nyalembeng, Kecamatan Pulosari, Desa Mendelem Kecamatan Belik, dan Desa Kuta Kecamatan Bantarbolang. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk mengenalkan kepada warga desa berjualan secara online melalui media sosial atau menggunakan marketplace untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat desa di masa pandemi sekarang ini.
Puspindes juga telah melahirkan produk inovasi, yakni website desa, VOIP desa (teknologi telepon murah yang dikembangkan untuk percakapan jarak jauh), peta desa (langkah awal untuk pemberdayaan potensi desa), radio internet desa, serta tv streaming.
Berdasarkan data hingga tahun 2020, website desa sudah terbentuk 40,81 persen, twitter desa 79,63 persen, infografis 73,3 persen, dan Sidekem 60 persen.
Bukan hanya itu, setahun terakhir, pihaknya juga membuat aplikasi yang membantu perangkat desa dan poliklinik kesehatan desa (Polindes) mendata ibu hamil, balita, dan lansia. Aplikasi itu dapat memantau kesehatan ibu hamil dan menyusui, serta mencegah stunting pada bayi dan balita.
Ketua Harian Relawan TIK Pemalang, Solihin, mengatakan, sejak pandemi dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), praktis kegiatan fisik terhenti, dan diganti secara online.
‘’Karena PPKM, kami praktis tak boleh berkumpul dan buat kerumunan. Dari 100-an relawan, sekarang tinggal 20 orang relawan saja,’’ ungkap Solihin.
Gatot mengakui, masa pandemi membuat kegiatan para relawan TIK dan Puspindes menjadi terkendala.
‘’Kegiatan dan kunjungan fisik praktis kita batasi, dan untuk pendampingan teknis, tetap dilakukan secara online,’’ ujarnya.
Kiprah Puspindes dan Relawan TIK Kabupaten Pemalang berbuah manis, dan menjadi percontohan TIK pedesaan di Indonesia. Sepak terjang mereka rupanya juga tercium dunia internasional. Pada 2018, Puspindes Kabupaten Pemalang menjadi Champion pada ajang WSIS (World Summit on the Information Society) Prize 2018 di Jenewa, Swiss.
"Sungguh, kami tak menyangka bahwa apa yang kami lakukan ini dinilai baik oleh orang di luar. Kami mengalir saja seperti air. Kerja saja, melakukan pelatihan ke desa-desa, baik kepada perangkat desa maupun karang taruna. Kerja kami belum sepenuhnya sukses, kami masih terus kerja, kerja dan kerja untuk memberdayakan masyarakat desa," ujar Gatot.
Akselerasi Transformasi Digital
Kiprah Puspindes Kabupaten Pemalang adalah contoh kecil dari semangat dan gagasan besar pemerintah untuk membangun dan mengembangkan empat sektor strategis berbasis digital guna meningkatkan internet link ratio dan memperkecil disparitas antarwilayah.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate menyebutkan, empat sektor pendorong akselerasi transformasi digital tersebut adalah infrastruktur digital, pemerintahan digital, masyarakat digital, dan ekonomi digital.
“Melalui akselerasi transformasi digital, keempat sektor prioritas tersebut diharapkan akan semakin siap dalam menyambut peluang era teknologi digital dengan mendorong produktivitas dan kualitas kerja kita, sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat,” ujarnya, Kamis (8/4/2021).
Kerja nyata Pemkab Pemalang untuk membuat seluruh warga dan aparatur pemerintahannya melek internet serta terkoneksi secara digital, menjadi bagian penting dari upaya pemerintah untuk membuat Indonesia terkoneksi, semakin digital, dan semakin maju.
Salah satu retweet @puspindes berisi laporan keuangan salah satu desa di Kabupaten Pemalang. / twitter