Sudah sepekan kabar Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto akan berjumpa dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
- Jelang Rekapitulasi Suara, Pj Bupati Batang Ajak Masyarakat Kawal hingga Akhir
- Caleg Terpilih DPR RI Rizal Bawazier Ingin Tiap Desa Punya Ikon
- KPU Karanganyar Distribusikan Logistik Pemilu di Enam Kecamatan
Baca Juga
"Pertemuan kedua ketua umum parpol ini ditunggu-tunggu semua kalangan, khususnya keputusan dan kesepakatan penentuan pendamping Jokowi kelak sehingga dapat menjawab silang sengkarut persaingan tokoh-tokoh partai politik yang dengan berbagai cara berebut simpati publik untuk menjadi cawapres Jokowi," ujar pengurus DPP Partai Golkar, Khalid Zabidi dalam keterangannya kepada Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Selasa (8/5).
Menurut Khalid, setidaknya ada tiga alasan pertemuan kedua ketum parpol itu dianggap penting dan strategis.
Pertama, PDIP dan Partai Golkar adalah dua parpol dengan peraihan suara terbesar. PDIP jadi pertama dengan suara 18,95 persen dan Partai Golkar terbesar kedua dengan raihan suara 14,75 persen hasil Pemilu 2014 lalu.
Kedua, PDIP dan Golkar sama-sama mendukung pencalonan kembali Jokowi di Pemilihan Presiden 2019 nanti.
Ketiga, merujuk kepada UU Pemilu bahwa pengusungan capres dan cawapres dalam Pilpres 2019 ditentukan oleh koalisi partai politik untuk memenuhi kecukupan syarat suara sebesar 20 persen.
Khalid menekankan buat semua tokoh politik, posisi cawapres Jokowi ini menjadi sangat strategis.
"Apabila sejarah mencatat pada Pilpres 2019 Jokowi dapat meneruskan pemerintahannya dua periode maka wapres yang mendampingi Jokowi akan menjadi tokoh kuat capres dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang," terangnya.
- Calonnya Mengundurkan Diri Dari Bursa Wali Kota, PDI Perjuangan Salatiga Siap Berkoalisi Asal Tidak dengan PKS
- Pesan Ibunda untuk Yogi Ardiako: "Semoga Amanah ya Le"
- Digitalisasi Layanan Publik Jadi Tema Debat Publik Kedua Pilkada Sukoharjo