Invasi Rusia Picu Produksi Gandum Turun

Perang Rusia di Ukraina telah memangkas hasil pertanian Ukraina hampir setengahnya.


Asosiasi Gandum Ukraina (UGA) mengatakan, panen gandum Ukraina pada tahun ini diperkirakan turun 40 persen, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.

Penurunan yang signifikan itu membuat Kyiv kemungkinan akan mengekspor setengah jumlah gandum yang dilakukannya di musim sebelumnya.

Serangan Moskow tidak hanya menghancurkan tanaman dan pertanian, tetapi juga mengganggu pengiriman penting dari Ukraina, salah satu produsen biji-bijian utama dunia. Ini tentu saja memicu kekhawatiran tentang kelaparan dan harga pangan yang melonjak di seluruh dunia.

Ukraina mengharapkan dapat mengumpulkan lebih dari 19 juta ton gandum musim ini, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 33 juta ton yang dipanen tahun lalu, kata asosiasi itu. Setidaknya, di tengah pertempuran mereka dapat mengekspor 'sebagian' dari biji-bijian.

"Meskipun masih berlangsung pendudukan wilayah dan adanya ladang ranjau, Ukraina tetap dipasok dengan biji-bijian, dan itu dapat mengekspor sebagian dari hasil panen," kata asosiasi.

Sebelum perang, Ukraina adalah eksportir gandum dan jagung terbesar keempat di dunia, seperti dikutip dari AFP.

Rusia juga merupakan negara adidaya biji-bijian dan 30 persen ekspor biji-bijian dunia berasal dari negara-negara yang bertikai ini.

Sejak Kremlin melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, harga gandum dan minyak melonjak.