Jalan Kaki Sampaikan Petisi Penataan Exit Tol Bawen

Dwi Irawati (50) nekat berjalan kaki dari Salatiga menuju Gubernuran Jateng di Jalan Pahlawan, Semarang untuk menyampaikan 15 petisi Nitizen terkait penataan Exit Tol Bawen, Rabu (4/10).
Dwi Irawati (50) nekat berjalan kaki dari Salatiga menuju Gubernuran Jateng di Jalan Pahlawan, Semarang untuk menyampaikan 15 petisi Nitizen terkait penataan Exit Tol Bawen, Rabu (4/10).

Memiliki pengalaman buruk nyaris menjadi korban kecelakaan lalu-lintas di traffic lights di Exit Tol Bawen, warga Salatiga Dwi Irawati (50) nekat berjalan kaki dari Salatiga menuju Gubernuran Jateng di Jalan Pahlawan, Semarang, Rabu (4/10).


Bertolak dari Terminal Bawen, Kabupaten Semarang Irawati yang seorang ibu rumah tangga sekaligus bloger ini memiliki niat dan tujuan kemanusiaan.

Ia sampai rela dibakar terik panas matahari hanya berbekal uang Rp 50 ribu, air mineral 3 liter, sandal jepit serta dua stel pakaian ganti.

"Saya juga membawa 15 point petisi dari para nitizen yang saya rangkum. Semua petisi itu puncak dari peristiwa kecelakaan maut di Exit Tol Bawen beberapa waktu lalu," kata Irawati ditemui RMOLJateng, hanya membawa tas ransel serta dua papan karton bertuliskan 'Pray Off Exit Tol Bawen'.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu terjadi kecelakaan maut yang cukup mengerikan di exit tol Bawen mengakibatkan tiga orang meninggal dunia dan puluhan orang mengalami luka-luka. 

Hal ini terjadi karena truk tanpa muatan mengalami gagal fungsi rem atau rem blong sehingga tidak dapat mengendalikan laju kendaraan hingga berbuntut menabrak puluhan roda dua dan roda empat yang tengah menanti lampu merah. 

Tidak hanya prihatin dengan kejadian tersebut, Irawati ternyata sempat memiliki pengalaman cukup mengerikan di lokasi yang sama kecelakaan mendapatkan sorotan nasional itu.

"Saya pada bulan lalu juga nyaris menjadi korban di lokasi yang sama. Dan karena banyaknya peristiwa kecelakaan serupa di lampu merah exist Tol Bawen saya berinisiatif ingin menyampaikan semua persoalan ataupun kendala yang ditemui di Exit Tol Bawen ke Pj Gubernur langsung," ungkapnya.

Warga Nanggulan Perum Graha Asri Nanggulan, Sidorejo Kidul, Salatiga ini mengantongi sedikitnya 15 poin petisi yang akan ia sodorkan ke Pj Gubernur Jateng.

15 point itu mencakup penataan pintu Tol Bawen yang dianggapnya memiliki manajemen traffic yang tidak bagus sehingga kerap menimbulkan kecelakaan.

Adapun 15 butir petisi itu adalah, tutup exit tol Bawen seperti di perempatan salib putih Salatiga , tutup Exit Tol Bawen lalu putar balik depan Kopi Banaran, dan geser posisi Exit Tol ke arah utara tidak bertumpuk di satu titik di turunan.

Selain itu, dalam petisinya juga meminta agar keluar masuk Exit Tol di jalur aman arah tol langsung kiri putar balik, lampu 'bangjo' (traffic lights) dipasang dekat Banaran di tempat landai. Bila exit tol digeser ke utara pergeseran jalan dibuat landai seperti penempatan Pasar Sapi Salatiga.

Tak hanya itu, perketat uji KIR jangan hanya main tempel dan lolos sehingga perlu pengawasan ekstra untuk uji, mobil pick up truk terbuka tronton molen atau apapun kendaraan besar dengan usia tua atau bobrok dilarang memuat barang-barang berat atau berlebihan, Uji kelayakan mobil truk atau kendaraan berat lainnya

Pasang alat timbang otomatis untuk mengetahui beban berlebih muatan dan sosialisasi menyeluruh untuk para pengusaha transportasi terutama untuk transportasi besar dan berat.

"Alihkan jalur truk besar dan bermuatan berlebih sementara belum ada perbaikan kontur jalan serta bekukan izin trayek Isuzu dari Ampel Ungaran dan sebaliknya bila masih terindikasi ugal-ugalan di jalan serta kelebihan penumpang," ungkap dia.

Sebelum tiba di Kantor Gubernur Jateng Jalan Pahlawan, Irawati sempat mampir ke Gedung DPRD Kabupaten Semarang bertemu dengan salah satu anggota DPRD.

Melakukan ini seorang diri memilih jalan kaki sebagai bentuk kepedulian sekaligus menelusuri jalan provinsi agar dapat dicatat dalam sejarah itu murni dengan tujuan kemanusiaan.

"Aksi jala kaki saya dari Salatiga ke Gubernuran Semarang murni atas nama pribadi dan tidak ada unsur partai, tidak ada unsur politik, tidak ada kontrak kerja dengan manapun murni pribadi saya tergerak," imbuhnya.

Jika tidak ada halangan, Kamis (5/10l)  Irawati berencana langsung menemui Pj Gubenur Jateng Nana Sudjana.