Dalam rangka HUT Grobogan yang ke-296, kasepuhan Wijaya Kusuma menjamas pusaka kabupaten di halaman museum Kabupaten Grobogan. Penjamasan tersebut merupakan pembersihan benda pusaka secara fisik.
- Diduga Stres Karena Pengangguran, Pemuda di Kedungtuban Blora Ini Nekad Gantung Diri
- Satu Kecamatan di Blora Belum Ajukan Izin Pengisian Perangkat Desa
- Warga Eksodan Aceh di Desa Gondoharum Kudus "Geruduk" Kantor DPRD
Baca Juga
Sebelum prosesi penjamasan dilakukan, kasepuhan melakukan selamatan tumpeng, agar tidak ada kendala saat penjamasan berlangsung.
Sebelum dilakukan penjamasan para sesepuh melepas gagang keris terlebih dulu kemudian merendamnya di cairan air kelapa segar kemudian dibersihkan dengan jeruk nipis.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Grobogan Ngadino mengatakan pembersihan pusaka tersebut memiliki makna filosofi introspeksi dan pembersihan diri setidaknya dilakukan satu tahun sekali.
"Jamas pusaka adalah budaya luhur yang perlu dilestarikan, penjamasan kali ini dilakukan pada 21 Februari, biasanya dilakukan tiap tanggal 12 Februari. Pemilihan tanggal 21 sebagai hari baik yang dipilih kasepuhan, selain itu ada ritual-ritual khusus yang dilakukan," katanya, Selasa (21/2).
Staf Ahli Bupati Grobogan, Amin Hidayat mengatakan dalam jamasan pusaka, selain memiliki makna budaya, juga memiliki makna ketelitian, kebersamaan atau gotong royong serta religius.
"Penjamasan kali ini ada delapan bilah keris yang dijamas, ke delapan keris tersebut merupakan pusaka yang dikeramatkan di Kabupaten Grobogan," ujarnya.
- Perjuangan Mbah Sono dan Istri, Korban Penggusuran Proyek Pemerintah
- Warga Patiayam Kudus Kembali Temukan Gua Bersejarah, Digali Pakai Cangkul
- 2 Jam Kantor Dindagkop UKM Blora Digeledah, Tim Kejaksaan Temukan Bukti Ini