Dalam rangka HUT Grobogan yang ke-296, kasepuhan Wijaya Kusuma menjamas pusaka kabupaten di halaman museum Kabupaten Grobogan. Penjamasan tersebut merupakan pembersihan benda pusaka secara fisik.
- Cegah Kerusakan Lingkungan, Polres dan Pemkab Rembang ‘Mageri Segoro’ dengan 8.250 Batang Mangrove
- Warga Karangboyo Cepu Resah dengan Aktivitas Pesta Miras di Rumah Kosan
- DPC Petanesia Blora Lakukan Vaksinasi Kali ke Enam, Sasarannya Masyarakat Cepu
Baca Juga
Sebelum prosesi penjamasan dilakukan, kasepuhan melakukan selamatan tumpeng, agar tidak ada kendala saat penjamasan berlangsung.
Sebelum dilakukan penjamasan para sesepuh melepas gagang keris terlebih dulu kemudian merendamnya di cairan air kelapa segar kemudian dibersihkan dengan jeruk nipis.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Grobogan Ngadino mengatakan pembersihan pusaka tersebut memiliki makna filosofi introspeksi dan pembersihan diri setidaknya dilakukan satu tahun sekali.
"Jamas pusaka adalah budaya luhur yang perlu dilestarikan, penjamasan kali ini dilakukan pada 21 Februari, biasanya dilakukan tiap tanggal 12 Februari. Pemilihan tanggal 21 sebagai hari baik yang dipilih kasepuhan, selain itu ada ritual-ritual khusus yang dilakukan," katanya, Selasa (21/2).
Staf Ahli Bupati Grobogan, Amin Hidayat mengatakan dalam jamasan pusaka, selain memiliki makna budaya, juga memiliki makna ketelitian, kebersamaan atau gotong royong serta religius.
"Penjamasan kali ini ada delapan bilah keris yang dijamas, ke delapan keris tersebut merupakan pusaka yang dikeramatkan di Kabupaten Grobogan," ujarnya.
- Segi Fiskal Mampu Membayar, Pemkab Blora Akan Hutang Rp 250 Miliar untuk Perbaikan Semua Jalan Rusak
- Divonis Mati, Begini Upaya Sumani Pembunuh Dalang Ki Anom Rembang
- Status PPKM Blora Bertahan di Level 3, Bupati Arief Rohman Akan Lakukan Ini