Kasus Dugaan Korupsi Kota Semarang, Politis?

Kasus dugaan korupsi menyeret Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita kemungkinan membuat petahana itu gagal mencalonkan diri di Pilwakot Semarang. Dicky Aditya/RMOLJateng
Kasus dugaan korupsi menyeret Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita kemungkinan membuat petahana itu gagal mencalonkan diri di Pilwakot Semarang. Dicky Aditya/RMOLJateng

Nama Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita sedang jadi sorotan. Kasus dugaan korupsi di tubuh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang jadi biang keladinya. Ironisnya, pengungkapan ini terjadi justru di awal tahapan Pilkada, dimana Mbak Ita akan kembali maju sebagai pemimpin Kota Lumpia. Politis kah?.


Bau politis kian menguat usai dalam upaya penyelidikan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjadi ‘pioneer’ pengungkapan terkesan lamban membuktikan keterlibatan siapa saja yang terlibat.

Padahal, Mbak Ita sendiri telah memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk pemeriksaan di Jakarta. Pun begitu dengan petugas KPK yang begitu ‘semangat’ memeriksa beberapa kantor organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di dalam pemerintahan Pemkot Semarang. Namun, sejauh ini status Mbak Ita masih sebagai saksi. 

Pengamat Politik Universitas Diponegoro Dr Teguh Yuwono menjelaskan, walaupun sebenarnya hubungan kasus korupsi Pemkot Semarang dan Pilwakot tidak ada, pasti masyarakat dibuat penasaran. Waktu seperti sekarang ini sering dianggap sebagai 'detik-detik terakhir' dan rawan membuat salah sat,u bakal calon bisa jatuh jika kurang hati-hati. 

"Apalagi posisi ibu Wali Kota sebagai petahana, riskan jika akhirnya malah benar-benar terseret jadi tersangka. Ya, meski ini tidak mungkin dibuat-buat sebagai sebuah skenario tetapi ini sangat pahit dan menyakitkan. Hanya sejengkal, tau-tau langkahnya terjegal, bagaimana rasanya?," terang Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Undip itu. 

Amat disayangkan sekali jika Mbak Ita batal maju mencalonkan diri karena tersandung kasus ini. Padahal, elektabilitas calon petahana, (jika dirinya jadi maju) berada paling tinggi dari semua nama lain. Tentu, peluangnya besar untuk menang. 

Disamping itu, Pilwakot Semarang nanti kemungkinan kurang greget jika tak ada persaingan menghadapi petahana. Belum lagi, posisi Mbak Ita juga sejauh ini belum aman. Sebab, kapan saja Wali Kota Semarang aktif ini dapat ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, bila terbukti terlibat dalam kasus korupsi Pemkot Semarang.