Kisah Juara Olimpiade yang Jadi Korban Perdagangan Manusia

Mo Farah sudah tidak asing lagi karena prestasinya yang gemilang sebagai atlet lari jarak jauh. Bahkan lantaran banyak memenangkan Olimpiade, Farah dianugerahi gelar bangsawan oleh Kerajaan Inggris.


Namun di balik kesuksesannya, Mo Farah ternyata menyimpan kisah kelam dalam kehidupannya. Ia merupakan korban perdagangan manusia ketika masih berusia 9 tahun, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.

Ia mengungkap kisah tersebut dalam film dokumenter dari BBC TV bertajuk "The Real Mo Farah". Ia mengaku telah menyimpan kisah tersebut karena khawatir dapat membahayakan kewarganegaraannya. 

Dalam film yang akan dirilis pada 13 Juli itu, Farah mengungkap nama aslinya bukanlah Mo Farah atau Mohammed Farah, melainkan Hussein Abdi Kahin.

"Kenyataannya adalah saya bukan orang yang Anda pikirkan," kata Farah.

Farah mengatakan dia terpisah dari keluarga setelah ayahnya terbunuh selama perang saudara di Somalia.

Ketika berusia 9 tahun, ia dibawa oleh seorang wanita ke Inggris dan memberi nama Mohammed Farah untuknya. Farah berpikir dia akan tinggal dengan kerabat, namun ternyata dijual menjadi pembantu rumah tangga. `

Farah mengatakan dia terpisah dari keluarga setelah ayahnya terbunuh selama perang saudara Somalia. Dia dibawa ke Inggris pada usia 9 dengan seorang wanita dengan nama anak lain, Mohamed Farah. Dia pikir dia akan tinggal dengan kerabat, tetapi dipaksa menjadi pembantu rumah tangga.

“Terlepas dari apa yang saya katakan di masa lalu, orang tua saya tidak pernah tinggal di Inggris," ucap pria 39 tahun itu.

Farah sebelumnya mengaku tiba di Inggris bersama orangtuanya sebagai pengungsi.

Bertahun-tahun kemudian, ketika dia terdaftar di sekolah, Farah memberi tahu guru olahraganya, Alan Watkinson, tentang identitas aslinya. Dia ditempatkan dalam perawatan ibu seorang teman.

Pada Juli 2000, dengan bantuan Watkinson, Farah diberikan kewarganegaraan Inggris dengan nama Mohammed Farah.

Sebelum mengungkap kisah ini, Farah mengaku takut kewarganegaannya hilang. Namun menurut pengacaranya, Alan Briddock, Farah tidak mungkin kehilangan kewarganegaraannya karena ia diperdagangkan sebagai seorang anak dan telah berbagi kisahnya dengan pihak berwenang terkait.

Farah merupakan seorang pelari jarak jauh. Ia memenangkan dua medali emas di Olimpiade London 2012 untuk lintasan 5.000 meter dan 10.000 meter.

Ia juga berhasil menjuarai kedua balapan empat tahun kemudian di Olimpiade Rio de Janeiro, memenangkan emas meskipun jatuh secara dramatis di tengah lintasan 10.000 meter.

Farah dianugerahi gelar bangsawan oleh Ratu Elizabeth II pada tahun 2017.