Kisah Mahasiswi di India Dilarang Masuk Kelas Karena Berkerudung

Beberapa pekan lalu, ada sebuah foto yang viral dan menjadi buah bibir di India. Foto itu menunjukkan sejumlah mahasiswi yang mengenakan kerudung terpaksa belajar di tangga di kampus karena diusir dari kelas.


Foto tersebut mengundang sorotan tersendiri, terutama terkait isu muslim dan pendidikan di negeri Bollywood, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.

Pasca viralnya foto tersebut, media Al Jazeera mengangkat kembali kisah para mahasiswi berkerudung itu pada Selasa (18/1).

Salah seorang mahasiswi bernama AH Almas berusia 18 tahun menjelaskan ia dan dua teman perempuannya yang juga mengenakan kerudung, masuk ke kelas mereka pada suatu pagi di bulan Desember 2021 lalu.

Namun saat sudah masuk kelas, guru yang mengajar berteriak dan menyuruh mereka keluar kelas. Ketiga gadis itu tidak diizinkan untuk duduk di dalam kelas tersebut karena mereka mengenakan kerudung.

“Ketika kami tiba di pintu kelas, guru mengatakan kami tidak bisa masuk dengan kerudung,” kata Almas kepada Al Jazeera.

"Dia meminta kami untuk mencopotnya," sambungnya.

Sejak saat itu, ia dan teman-teman perempuan lainnya yang berkerudung, berjumlah total enam orang, dipaksa duduk di luar kelas di sebuahperguruan tinggi wanita yang dikelola pemerintah di distrik Udupi di negara bagian Karnataka, India bagian selatan.

Hal itu terjadi lantaran administrasi perguruan tinggi menuduh mereka melanggar aturan karena kerudung bukan bagian dari seragam kampus.

Selain dilarang masuk kelas, para mahasiswi tersebut juga telah ditandai absen dari kelas mereka sejak 31 Desember 2021 lalu. Padahal mereka selalu datang ke kampus setiap hari, meski dilarang masuk ke kelas.

“Kami tidak akan mengalah, tidak mungkin,” kata salah seorang mahasiswi lainnya, Aliya Assadi.

Karena dilarang masuk ke kelas, mereka pun biasanya belajar sendiri di tangga kampus. Foto saat mereka belajar di tangga kapus itu pun diunggah ke media sosial dan menjadi viral

“Karena foto inilah isu kami menjadi sorotan media,” kata Assadi.

Meski begitu, mereka menegaskan bahwa mereka teguh dengan keyakinan mereka mengenakan kerudung.

"Hak kami dijamin oleh hukum," sambungnya.

Viralnya kisah mereka di media sosial membuat geram pihak kampus yang kemudian memaksa para mahasiswi itu untuk menulis surat yang menyatakan mereka menerima bahwa tidak masuk kelas dengan tinggal di rumah sendiri.

“Kami mencoba menolak tetapi kepala sekolah dan guru mengancam kami bahwa mereka akan menghancurkan karir kami,” kata mahasiswi lain bernama Muskan Zainab.

Zainab mengatakan mereka senang seluruh dunia telah menyoroti kasus mereka. Namun di sisi lain, ia dan teman-temannya juga mendapat penghinaan dan diskriminasi karena pembangkangan mereka.

“Harus berada di luar kelas sepanjang hari bukanlah hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Guru-guru kami dan sesama siswa mengejek kami. Mereka bertanya kepada kami apa masalah kami dalam melepas kerudung," kata Almas. 


Mereka juga khawatir dengan nilai akademis mereka serta persentase kehadiran yang diperlukan untuk dapat mengikuti ujian tahunan.

Di sisi lain, kepala perguruan tinggi itu, Rudre Gowda menjelaskan bahwa mereka tidak dapat mengizinkan mahasiswi mengenakan kerudung di kelas karena bukan bagian dari seragam. Ia mengaku bahwa pihaknya hanya mematuhi arahan yang dikeluarkan oleh kementerian pendidikan.