Giat olahraga bersama antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kebun Raya Bogor, Sabtu (24/3) pagi menyiratkan banyak makna yang bisa ditangkap.
- Minim Lokasi, KPUD Grobogan Tempatkan Kotak Suara di Delapan Lokasi Terpisah
- Surat Suara DPRD Jateng Sudah Tiba di Gedung Dewi Sri Purwodadi
- Prabowo -Gibran Berpotensi Menang Pilpres 2024 dalam Satu Putaran, Ekonom: Kembali Fokus Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Baca Juga
Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing melihat ada makna nonverbal yang disajikan keduanya dalam pertemuan itu. Pertama, ada hubungan komunikatif antara kedua tokoh itu jika dilihat dari bahasa tubuh. Padahal, Airlangga merupakan pembantu presiden di bidang perindustrian di republik ini.
"Bahasa tubuh dari relasi keduanya menunjukkan tidak ada gap, seperti lazimnya hubungan dua sahabat, tidak seperti antara atasan dengan bawahan," ujar dosen Universitas Pelita Harapan itu dalam keterangan tertulisnya kepada Kantor Berita Politik RMOL
Sementara jika dilihat dari aktivitas olahraga yang dilakukan Jokowi dan Airlangga, maka tampak keduanya sangat bersahabat dan cair. Tidak ada formalistik dan semua mengalir alami sebagaimana dua sahabat berbincang lepas begitu saja.
Sedangkan dari jarak posisi keduanya yang selalu berdekatan, Emrus menilai bahwa secara sosiologis itu menunjukkan adanya kedekatan relasi interaksi sosial.
"Dengan kata lain, tidak ada faktor penghalang dari segi relasi sosial antara kedua tokoh ini. Suasananya juga santai," tukasnya.
Emrus juga turut menilai penggunaan warna kostum yang dipakai. Seolah baju yang dikenakan keduanya menunjukkan bahwa mereka merupakan dua sahabat yang lama tak jumpa.
"Untuk saling menyenangkan sahabatnya, masing-masing mengenakan warna pakaian yang disenangi temannya. Jokowi mengenakan kaus warna kuning, sementara Airlangga memakai kaos warna putih," ujarnya.
Terakhir, namun tidak kalah pentingnya adalah tentang suasana komunikasi yang terjadi. Pada perjalanan serta setiap persinggahan, kedua tokoh ini berbincang santai, saling memberi pesan dan respon yang sangat hangat, serta acapkali saling memandang satu sama lain.
"Bahkan ketika duduk maupun sedang berjalan, keduanya seperti dua sahabat yang sangat dekat dari aspek sosiologis, psikologis dan terutama adanya kesamaan chemistry di antara mereka," lanjut Emrus.
"Berdasarkan analisis makna pada simbol non-verbal komunikasi antara dua tokoh sebagaimana diuraikan di atas, tidak berlebihan bila saya mengemukakan sebuah proposisi ilmiah, tampaknya Jokowi lebih nyaman berpasangan dengan Airlangga pada Pilpres 2019," tukasnya.
- 13 Anggota Panwas Diintimidasi Selama Pilkada
- Jelang Pilkada Kudus 2024, KPU Buka Pendaftaran Calon Perseorangan
- Ketua KPU Demak : 14 Februari, Hari Kasih Suara untuk Bangsa