Limbah Medis Covid-19 Di Blora Mencapai 369 Ton

Hingga Bulan Akhir Agustus 2020, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora menyatakan jumlah limbah medis Covid -19, telah mencapai 369 ton.


Limbah tersebut berasal dari semua Rumah Sakit dan Puskesmas yang menjadi pusat layanan di Kabupaten Blora.

"Hitungan kami, Sampai Agustus kemarin sudah hampir sama atau bahkan melebihi jatah tahun 2019 sebelum ada Covid -19. Jumlahnya sudah sekitar 369 ton. Jadi sampe agustus sudah hampir sama jumlah satu tahun kemarin," ungkap Kadinas DLH Dewi Tedjowati, Selasa (22/9).

Dewi menyampaikan, selama ini penanganan limbah B3 medis Covid -19  dilakukan oleh masing-masing rumah sakit ataupun puskesmas. DLH tidak secara langsung melakukan penanganan limbah, disebabkan pihaknya tidak memiliki anggaran khusus terkait limbah Covid-19.

"Kita sudah menyiapkan tempat khusus di beberapa lokasi penampungan limbah. Cuma untuk pengangkutan serta pemusnahan kita titipkan kepada Rumah Sakit maupun Puskesmas. Karena kita tidak punya anggaran transportasi dan sebagainya," tuturnya.

Lebih lanjut, Dewi mengatakan limbah medis Covid -19 masuk dalam kategori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) medis. Sehingga penanganannya tidak bisa dilakukan sembarangan dan harus ekstra hati hati.

"Kalau untuk limbah B3 itu, apakah dari industri atau Rumah Sakit itu semuanya dilakukan oleh pihak ketiga yang memiliki ensenelator. Tapi yang sudah berijin. Transporternya pun juga harus yang sudah berijin. Jadi nanti diangkut dan diserahkan pihak ketiga yang khusus pemusnah limbah," ungkapnya.

Dewi mengatakan, Pemusnahan limbah B3 medis biasanya dilakukan sebulan sekali. Rumah Sakit maupun Puskesmas akan memilih menyimpan dulu limbah tersebut di tempat khusus yang sudah mereka sediakan baru dilakukan pemusnahan.

"Saya tidak tahu kontraknya antara perusahaan dengan pihak Rumah Sakit. Tapi masing-masing Rumah Sakit dan Puskesmas sudah punya tempat penyimpanan sementara untuk limbah B3. Itu mereka simpan disitu nanti satu bulan mereka angkut. Karena mereka tidak bisa ambil sedikit-sedikit, karena mahal untuk operasionalnya," pungkasnya.