Kejuaraan Lindu Aji Championship (LAC) kembali digelar dan mengulang kesuksesan seperti tahun-tahun sebelumnya. Diselenggarakan Sasana Lindu Aji Freestyle Fighting Academy Lindu tahun ini diadakan di GOR Mahesa Boyolali pada 15 Desember 2018 lalu.
- Milklife Soccer League KU-14 Diputar, Sebelas Tim SSB Berlaga di Supersoccer Arena Kudus
- Pertandingan PSIS VS Malut United Diakhiri Kericuhan, Suporter Rusuh Bentrok Dengan Polisi Di Luar Stadion Jatidiri
- Turnamen Catur Bupati Karanganyar Cup 2023, Gembleng Mental Pecatur Tuan Rumah
Baca Juga
Sebanyak 62 fighter dari berbagai kota di Indonesia ikut menjadi peserta LAC XV. Acara yang dimulai sejak pukul 16.00 WIB-00.00 WIB dengan menyelesaikan 31 partai.
Menurut Ketua Umum Lindu Aji Ikhwan Ubaidilah, even kejuaraan fighting LAC yang digelarnya sejak tahun 2003 tersebut merupakan bentuk kecintaannya terhadap olahraga fighting seperti kick boxing, Martial Mixed Art (MMA), tarung bebas, maupun tarung derajat.
Sejak dulu saya itu senang dengan fighting, jadi saya coba waktu itu buat pertandingan di 2003. Fighting belum tren seperti sekarang ini, peminatnya juga masih sedikit dan yang ikut tampil sebagai peserta kala itu malah atlet-atlet tinju. Tapi setelah 3 sampai 4 kali even ini, peminatnya mulai banyak," kata Ikhwan.
LAC sendiri menjadi rujukan beberapa sasana fighting di sejumlah Kota di Indonesia untuk mengasah kemampuan dan ketrampilan para fighter yang dimilikinya. Tak heran jika setiap gelaran LAC, Lindu Aji harus menolak peserta karena kuota yang disediakan sudah terisi.
Bahkan di internal, Sasana Lindu Aji melakukan seleksi fighter untuk dapat memilih fighter terbaik yang dimajukan di LAC.
"Tiga tahun ini kita batasi 31 partai karena durasi waktu. Sebelumnya, di awal-awal kita sampai 45 partai dan selesainya subuh hari. Kasihan pihak Panitia Pelaksana. Jadi, sasana yang belum bisa gabung di LAC, bisa bergabung di tahun depan. Kita sendiri di internal melakukan seleksi fighter sehingga yang ditampilkan benar-benar yang terbaik," tambah Ikhwan.
Dalam perkembangannya, gelaran LAC dikemas dalam konsep Sport dan Entertainment (Sportainment), para penonton tidak terbawa suasana jenuh ketika melihat pertandingan selama delapan jam. Kemasan sportainment sendiri dapat dilihat dari bentuk panggung, tata cahaya, musik hingga hiburan sexy dancers yang ditampilkan.
"Selama ini kalau yang kita lihat di televisi mungkin pertandingan terus selama beberapa jam, pastinya jenuh. Makanya di LAC yang sekarang kita kemasnya Sportainment, dari tata panggung, tata cahaya sampai hiburan musik dan sexy dancers ada. Penonton pun yang tadinya serius bisa terhibur sambil nyanyi dan joget meski kemudian serius lagi lihat pertandingan. Dan selama 4 tahun ini, LAC kita road show kan ke tiap kota di Jawa Tengah," ujar Ketua Panitia LAC 2018 Damar Sinuko.
Konsistensi Lindu Aji menggelar kejuaraan fighting tiap tahun dan sudah berlangsung selama 15 tahun ini mendapat apresiasi dari Lembaga Prestasi Indonesia dan Dunia (LEPRID) dengan memberikan penghargaan kepada Lindu Aji dengan kategori Pemrakasa dan Penyelenggara Even Fighting Terlama 15 tahun berturut-turut.
Penghargaan ini diberikan langsung oleh Presiden Direktur LEPRID Paulus Pangka kepada Ketua Umum Lindu Aji Ikhwan Ubaidilah disaksikan Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Yusroni.
Kami perhatikan Lindu Aji ini konsisten dan serius terus menerus menggelar kejuaraan fighting. 15 tahun secara berturut-turut, ini yang tidak pernah dilakukan oleh Sasana manapun," ungkap Paulus Pangka.
- Virus Mini Soccer Camat Dawe Cup Siap Ditularkan di Kota Kudus
- Kandaskan PS HW UMY, Persiku Pimpin Klasemen Sementara Grup 5 Liga Nasional
- Ratusan Atlet Dalam Dan Luar Negeri Ikuti Event Triathlon Di Wonosobo