Sambil mengusung keranda mayat, ratusan massa PMII Kota Salatiga mengeruduk Gedung DPRD Salatiga, Jumat (9/10).
- Listrik Padam, Sejumlah Wilayah Lombok Masih Dirundung Kegelapan
- Wali Kota Solo, Gibran Bersama Keluarga Ikuti Salat Idulfitri Di Pendhapi Gedhe
- Akibat Angin Kencang Hujan Petir Rumah Warga Roboh
Baca Juga
Sambil mengusung keranda mayat, ratusan massa PMII Kota Salatiga mengeruduk Gedung DPRD Salatiga, Jumat (9/10).
Menyuarakan penolakan UU Cipta Kerja, para pedemo sempat tertahan di depan Gerbang Timur DPRD Salatiga yang dikawal ratusan pagar betis Kepolisian Polres Salatiga dan Satpol-PP Kota Salatiga.
UU Cipta Kerja yang dianggap tidak partisipatif dan eksklusif serta banyak pelanggaran dalam penyusunannya, berulang kali massa PMII Kota Salatiga menyuarakan empat tuntutan.
Pengunjuk rasa juga membawa serta spanduk sindiran dengan tulisan "Tak Becus Urus Virus, Begitu Ganas Di Omnibus", Karepe piye!?
Tidak berselang lama Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak bersedia menemui pedemo yang rata-rata kompak mengenakan baju serba hitam dengan pita kuning di lengan kiri serta satu suara menuntut agar bisa masuk ke area Gedung DPRD Salatiga.
"Kami juga rakyat, buka gerbangnya, buka gerbangnya," teriak seorang Ketua Umum PC PMI Kota Salatiga M Syukri Abadi.
Menyadari tuntutan para pedemo, Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit membujuk pihak keamanan membuka gerbang. Dengan tertib para pedemo berjalan sambil bernyanyi, mengibarkan bendera PMII menuju Pendopo Bung Karno dan kembali diterima petinggi DPRD Salatiga.
Sambil duduk tanpa alas selembar serta tanpa jarak meski menyadari tengah berada ditengah pandemi Covid-19, ada pula sebagian mahasiswa yang tidak mengenakan masker.
Dalam hitungan menit, jajaran petinggi DPRD Salatiga mengajak para mahasiswa berdialog dan mendengarkan apa yang menjadikan tuntutan para pedemo.
- Resmikan Pembangunan Semarang 2023, Walikota Semarang Tekankan Konsep Pembangunan Berkelanjutan
- Gudang Terbakar, Pemilik Alami Luka
- Siswa SMP Meninggal Usai Latihan Silat di Karanganyar