Negara Bagian India Alami Pemadaman Listrik karena Pasokan Batu Bara Berkurang

Kurangnya pasokan batu bara telah menyebabkan pemadaman listrik di wilayah negara bagian India Utara dalam beberapa terakhir.


Mengutip data operator jaringan federal, Reuters melaporkan pada Jumat (8/10), bahwa lebih dari setengah dari 135 pembangkit listrik tenaga batu bara India, yang secara total memasok sekitar 70 persen listrik India saat ini hanya memiliki stok bahan bakar kurang dari tiga hari.

Pasokan listrik India mengalami defisit dalam tujuh hari pertama bulan Oktober sebesar 11,2 persen dari total kekurangan negara sepanjang tahun, menurut analisis Reuters dari data pengiriman beban harian dari regulator jaringan federal POSOCO.

Kekurangan listrik India dalam tujuh hari pertama Oktober lebih dari 21 kali defisit pada periode yang sama tahun lalu, dan lebih dari empat kali lipat pada 2019. Kekurangan pasokan selama dua tahun terakhir sebagian besar terbatas pada wilayah yang dilanda perselisihan, Jammu dan Kashmir.

"Selama beberapa hari terakhir, kami tidak memiliki listrik selama 7-8 jam sehari," kata Prashant Raj, seorang manajer toko elektronik di distrik Madhubani, Bihar kepada Reuters.

Negara bagian Jharkhand dan Bihar di bagian timur India, dan Rajasthan di bagian barat laut termasuk di antara yang terkena dampak terburuk, menurut analisis data pengiriman muatan harian dari regulator jaringan federal POSOCO.

Data POSOCO mengungkapkan bahwa Jharkhand mencatat defisit daya sebesar 18 -24 persen, sementara pasokan listrik ke Bihar dan Rajasthan antara 6 dan 17 persen di bawah persyaratan.

Vaishali Master, seorang arsitek berusia 52 tahun yang tinggal di desa Aleesar yang terletak lebih dari 50 kilometer (31,07 mil) dari ibukota negara bagian Rajasthan, Jaipur, mengatakan bahwa dia mengalami pemadaman listrik selama 12-14 jam selama empat hari terakhir.

"Ada banyak pemadaman yang tidak terjadwal. Kami hampir tidak pernah memiliki listrik di malam hari," katanya.

Data juga menunjukkan bahwa negara-negara industri seperti Gujarat dan Haryana juga menghadapi lebih banyak kekurangan daripada rata-rata minggu ini, seperti halnya beberapa bagian dari negara bagian Uttar Pradesh yang paling padat penduduknya di India, yang menghadapi pemilihan pada awal 2022.

"Kami menyaksikan lebih dari empat gangguan yang berdurasi dua hingga lima menit dan di industri mana pun gangguan tersebut menyebabkan lebih banyak kerugian daripada pemadaman listrik yang lebih lama. Situasinya memburuk," kata VK Agarwal, seorang industrialis di ibu kota Uttar Pradesh, Lucknow.

Seorang pejabat senior di dewan listrik negara bagian Kerala di India selatan bahkan telah meminta warganya untuk membatasi penggunaan peralatan listrik seperti penggiling dan pengering setelah matahari terbenam.

Federasi Industri Mineral India (FIMI), sebuah kelompok lobi industri logam, memperingatkan penutupan pabrik dan kehilangan pekerjaan pada Kamis (7/10).

"Krisis batubara akut saat ini karena berbagai faktor telah menciptakan situasi yang sangat genting bagi konsumen batubara, terutama untuk industri aluminium dan baja," kata FIMI dalam surat tertanggal 6 Oktober kepada birokrat tinggi di Kementerian Batubara.

Kekurangan di India,  konsumen batu bara terbesar di dunia setelah China,  mengikuti pemadaman yang meluas di negara tetangga mereka, China, yang telah menutup pabrik dan sekolah untuk mengelola krisis, demikian dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.