Pemilu Damai, Perlu Peran Serta Dari Masyarakat

Jaringan Lintas Kultural (JLK) sebagai  jejaring lintas agama, lintas budaya dan lintas golongan yang peduli dengan isu pluralitas gelar Simposium Nasional, Kamis(14/3) Siang.


Kegiatan yang digelar di Kusuma Sahid Prince itu dihadiri sekitar 200  peserta dari pemuda dan tokoh masyarakat dari berbagai latar belakang dan kelompok.

Mengangkat  tema ‘Mengurai Benang Merah Pemilu Damai, Untuk Indonesia Yang Tak Tercerai Berai #2019PEMILUDAMAI’ kegiatan ditujukan untuk mendukung pemilu damai.

"Kami melihat euforia pesta rakyat lima tahunan sekali yang diadakan di Indonesia yakni Pemilu 2019 seringkali tidak mengindahkan kesepakatan bersama yang ada terjadilah ketidakharmonisan walau baru sebatas pernyataan," kata Fadhel Mubarok, Ketua panitia Simposium Nasional.

Sebab itulah pihaknya membuat forum simposium untuk menggugah kembali semangat demokrasi yang sehat serta damai dan rasa kebersamaan diatara sesama tokoh serta masyarakat yang mulai luntur.

Ditambahkan Faisal Sofwan Sifyan, tokoh masyarakat pendiri Jaringan Lintas Kultural (JLK) disadari bahwa kontestasi politik seperti pemilu, niscaya akan penuh dengan berbagai strategi dan intrik politik. Ancaman menggunakan isu-isu SARA dalam kampanye, penyebaran disinformasi, ujaran kebencian, termasuk kampanye hitam.

"Namun dengan demokrasi kita yang telah matang juga modal sosial kita yang memiliki akar keindonesiaan yang begitu kuat, kita yakin akan bisa melewati pemilu kali ini dengan damai. Salah satunya dengan menanamkan nilai Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah hidup bangsa," ungkapnya.

Salah satu nara sumber yang dihadirkan  KH.M. Dian Nafi, M.Pdi (Pengasuh PP Al Muayyad Windan Surakarta) sampaikan pemilu sebagai bagian dari proses demokrasi sebagai agenda nasional harus dijaga agar terlaksana dengan damai.

"Untuk menjaga pemilu damai dibutuhkan partisipasi masyarakat seluruhnya, salah satunya mengajak semua pihak untuk mepaksanakan kampanye yang mencerdaskan masyarakat dan jauh dari muatan yang bernada SARA," tegasnya.

Acara simposium juga menghadirkan Dr. Amir Mahmud (Direktur Utama Amir Institute Surakarta), Surakarta) dan Pdt. Utomo Prasetya (Gembala Gereja Injili Di Tanah Jawa) dengan moderator Tri Rohmadi, SH (Direktur LBH Rohmad Lawyer Surakarta).