Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) mengundang minat investor dalam negeri.
- Pemkot Semarang Buka Peluang Investasi
- Bapenda Kota Semarang Lakukan Klarifikasi Piutang Pajak Sejak Tahun 2017 hingga 2022
- Serahkan Santunan Peserta Non ASN, Bupati Sukoharjo Ingatkan Manfaat BPJS Ketenagakerjaan
Baca Juga
PT Rumah Keramik Indonesia mengucurkan investasi senilai Rp1,5 triliun untuk membangun pabrik ubin keramik berkelas internasional.
Berdiri di atas lahan seluas 13 hektare, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meresmikan langsung ground breaking pabrik itu.
"Ini sejarah baru, untuk membangun industri keramik dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri," kata Bahli usai peresmian, Selasa (7/6).
Ia mengatakan, PT Rumah Keramik Indonesia dulunya importir. Sekarang bisa bangun industri sendiri.
Bahlil mengatakan, hal itu sesuai harapan presiden untuk mampu memberikan nilai tambah. Hingga terjadi hilirisasi serta menciptakan lapangan pekerjaan.
Pihak pemerintah memberi berbagai insentif untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) itu. Antara lain, keringanan pajak selama lima tahun hingga pembebasan pajak untuk impor alat produksi.
"Karena negara itu butuh pengusaha, jadi harus pengusaha dan pemerintah harus kolaborasi. Bentuknya dalam memberikan ijin yang gampang dan memberikan harga gas yang terjangkau agar produk mereka kompetitif," jelasnya.
Bahlil mengatakan, menjamin harga gas untuk industri di KITB 6 dollar per MMBTU. Lalu, ia juga menjamin PT Rumah Keramik Indonesia menggandeng pengusaha lokal, mulai dari kontraktor hingga bahan baku material produksi.
"Pengusaha daerah yang profesional, janga pengusaha daerah yang modal proposal, yang menekan kepala daerah tidak boleh. Kalau pengusaha yang nekan-nekan kepala daerah, bukan jamanya lagi," ucapnya.
Direktur PT Rumah Keramik Indonesia, Surya Handoko mengakui, bahwa perusahaan di KITB merupakan pabriknya yang pertama. Sebelumnya, pihaknya hanya mengimpor keramik untuk kebutuhan dalam negeri
"Seharusnya sih kita bisa bersaing dengan impor sih pak. Di awal menurut perhitungan kami pangsa lokal masih cukup," katanya.
Surya menargetkan kapasitas produksinya akan mencapai 21,6 juta meter persegi per tahun. Target itu akan dicapainya dalam waktu lima tahun.
- Harga Rawit Meroket, Pedagang Kuliner Kelabakan
- Bapenda Kota Semarang Terus Dorong Wajib Pajak Segera Bayarkan PBB
- Sekda Salatiga Serahkan Panci Hingga Uang Permodalan Kepada UMKM