- Batang Bersholawat Bersama Habib Bidin Untuk Doakan HUT Ke-59
- Bupati Rembang Mendukung Penerimaan Murid Baru Yang Obyektif Dan Berkeadilan
- Bupati Banjarnegara: 69 CPNS Banjarnegara Baru Harus Bisa Bawa Perubahan Baik
Baca Juga
Rembang - Para petani tebu di Rembang kini bisa tersenyum. Mereka benar-benar merasakan manisnya gula. Ini karena harga gula pasir dan gula Tumbu tahun ini naik atau lebih tinggi di banding tahun lalu. Sehingga mereka mendapat keuntungan cukup besar.
Harga gula pasir yang di giling di sejumlah pabrik di Pati dan Kudus, pada musim giling tahun ini naik dari tahun lalu Rp15.000 per kg menjadi Rp17.000 per kg. Begitu pun harga gula Tumbu dari Rp8.000 per kg naik menjadi Rp10.500 per kg. Untuk gula Tumbu ini digiling di Rembang.
Selain permintaan pasar cukup tinggi, kenaikan harga gula ini juga disebabkan beberapa faktor. Antara lain karena rendemen (kandungan gula) cukup baik. Kemudian sistim pemupukan yang tepat dan kualitas tanah juga baik.
Abdullah (47), salah seorang petani tebu sekaligus pemilik pabrik gula tumbu warga Desa Kunir, Kecamatan Sulang kepada RMOLJateng Jumat (27/09) menuturkan, setelah sekitar satu dekade harga gula terpuruk, para petani baru bisa menikmati harga gula baik dalam dua tahun terakhir.
"Alhamdulillah dalam dua tahun terakhir ini harga gula Tumbu cukup baik, sehingga kami para petani bisa menikmati untung dan pekerja juga mendapat upah lebih baik," terang Abdullah.
Abdullah yang akrab di sapa Pak Dul ini menambahkan, harga gula tumbu saat ini mencapai Rp10.500 per kg. Satu hektare lahan tebu rata-rata bisa menghasilkan tebu 7 (tujuh) ton.
"Saat ini saya punya 14 hektare lahan tebu dan semuanya saya buat gula Tumbu. Gula Tumbu, saya setor atau saya jual ke pabrik kecap di Kudus," urai Abdullah lagi.
Hal senada juga diungkapkan H Giran, petani tebu warga Desa Waru, Rembang Kota. Lelaki asli dari Demak ini membenarkan apa yang di utarakan Abdullah.
Giran yang sudah bertahun-tahun bertani tebu mengaku harga gula pasir pada musim sekarang mencapai Rp17.000 per kg.
"Tahun ini harga gula paling mahal selama ini. Bertahun-tahun harga gula pasir terus di bawah Rp 10.000/kg. Pada hal Harga Patokan Pemerintah (HPP) sebenarnya sudah menguntungkan petani, namun pelaksanaan di lapangan, harga gula selalu di bawah HPP," terang Giran.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Rembang Utomo saat di mintai tanggapan RMOLJateng via telepon Jumat pagi (27/09) mengatakan, saat ini luas lahan Tebu di Rembang sekitar 7.000 hektare. Beberapa tahun lalu luas tanaman tebu sekitar 10.000 hektare. Luas itu menurun karena sebagian petani beralih menanam tembakau.
"Mulai tahun 2023 dan tahun ini, kami para petani tebu benar-benar menikmati harga gula yang cukup menguntungkan. Harga gula baik pasir mau pun Tumbu, diatas HPP," ujar Utomo tanpa menyebut angka HPP.
- Batang Bersholawat Bersama Habib Bidin Untuk Doakan HUT Ke-59
- Kedaulatan Kawasan Dimulai Dari Jagat Kecil Manusia Terpadu Dengan Kedigdayaan Teknologi
- Bupati Rembang Mendukung Penerimaan Murid Baru Yang Obyektif Dan Berkeadilan