Petugas Gabungan Razia Lapas Wanita Bulu, Sejumlah Warga Binaan Di Tes Urine

Petugas gabungan menggelar razia dan penggeledahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Semarang. Razia dilakukan di blok hunian hingga melakukan test urine kepada warga binaan setempat, Selasa (6/4/2021) malam.


Petugas gabungan menggelar razia dan penggeledahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Semarang. Razia dilakukan di blok hunian hingga melakukan test urine kepada warga binaan setempat, Selasa (6/4/2021) malam.

Razia ini dilakukan petugas gabungan dari Polsek Semarang Tengah, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah, Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah hingga petugas internal dari Lapas Perempuan Semarang sendiri.

Pada kegiatan dan penindakan ini petugas menemukan beberapa benda terlarang. Di antaranya, gunting, music box, kawat dari pakaian dalam, peniti, jarum pentul, pinset, kalkulator, pisau plastik hingga penjepit bulu mata.

Kepala Lapas Perempuan Semarang Kristina Hambawani mengatakan, khusus untuk kawat, petugas menyitanya karena dikhawatirkan bisa untuk melubangi tembok blok. Sebab, kondisi tembok memang rapuh karena lapas setempat memang tergolong bangunan tua.

Aneka barang itu, termasuk pula di antaranya ada botol kaca, botol berisi cat, lampu berbentuk tajam, kemudian disita petugas untuk dimusnahkan.

"Dikhawatirkan digunakan untuk hal-hal yang tidak diinginkan, untuk music box sebenarnya setiap anak (warga binaan) boleh memiliki tetapi harus tertulis namanya, ini karena tidak ada (tertulis nama) jadi barang terlarang," ungkap Kepala Lapas Perempuan Semarang Kristina Hambawani yang memimpin razia malam itu.

Razia dilakukan sekira 1,5 jam, difokuskan di blok hunian mereka yang tersangkut kasus penyalahgunaan narkoba.

Test urine juga dilakukan kepada 25 orang warga binaan secara acak. Salah satunya warga binaan yang menempati Blok Cut Nyak Meutia.

"Hasil penggeledahan di 3 blok tidak ada HP (telepon seluler), uang maupun narkoba yang kami temukan. Untuk sampel urine kepada 25 orang (warga binaan) hasilnya semua negatif,†lanjut Kristin, didampingi Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas setempat Ari Tris Ochtia Sari.

Pantauan di lokasi razia, petugas di antaranya memeriksa dompet, selimut, lembaran buku, memeriksa bawah kasur termasuk sudut-sudut blok hunian. Penggeledahan badan kepada warga binaan juga dilakukan. Razia berlangsung tertib, tidak ada protes dari warga binaan.

"Kegiatan ini kami lakukan rutin, sebulan bisa 8 kali penggeledahan. Sebenarnya mereka (warga binaan) sudah tahu apa saja larangan dan apa yang menjadi kewajibannya,†tutup Kristin.

Pada hari itu, total penghuni lapas setempat sebanyak 257 orang dari kapasitas seharusnya 174 orang. Dari 257 orang itu terinci 18 berstatus tahanan dan 239 berstatus narapidana.