Puluhan Pengajar Kabupaten Batang Digembleng jadi Guru Penggerak

Puluhan guru di Kabupaten Batang menjalani coaching clinic untuk menjadi guru penggerak bersertifikat. Tujuannya, agar para guru mengubah mindset dalam mengajar.


Hal itu disampaikan Koordinator agen guru penggerak Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika Jawa Tengah, Yuliawanto. 

"Dulu mindset guru banyak yang menuntut. Menyamaratakan siswa. Kalau ada siswa yang kurang dibandingkan dengan lainnya, padahal tidak semua siswa itu sama," katanya di Aula SMK Kandeman, Kabupaten Batang, Rabu (16/2).

Ia menggambarkan dalam sebuah kelas ada bebek, kelinci, dan tupai. Saat pelajaran berenang, pasti bebek paling unggul.

Sebaliknya jika ada pelajaran memanjat, tupai akan lebih unggul. Tiap siswa punya keunggulan masing-masing.

Guru penggerak merupakan program  Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Tujuannya mencetak guru menjadi seorang leader serta bisa mengembangkan potensi sekolah yang ada untuk mendidik siswa. 

"Kalau benefit secara penghasilan mungkin tidak ada. Tapi syarat untuk menjadi kepala sekolah saat ini adalah punya sertifikat guru penggerak," ucapnya.

Yuli, sapaan akrabnya, menyebut semua guru bisa mengikuti program guru penggerak. Mulai dari guru ASN, honorer hingga guru bantu pun bisa.

Program penggemblengan guru penggerak tidak sebentar. Butuh waktu enam hingga sembilan untuk menyelesaikan program guru penggerak.

Bupati Batang Wihaji menyebut ada 800-an guru yang mendaftar program guru penggerak. Hingga saat ini, ada 93 yang di'submit' kemendikbudristekdikti.

Ia menggambarkan guru penggerak harus bisa mengubah mindset. Semisal, membuat pelajaran Matematika yang cenderung tidak disukai siswa, menjadi menyenangkan.

"Saya meyakini tidak ada siswa yang bodoh. Yang ada siswa itu bisa memahami atau tidak," kata politisi Golkar itu.