Rachma: Please, Donald Trump Jangan Lagi Obok-obok Korea

Presiden Amerika Serikat Donald Trump diminta lebih agar berhati-hati dalam menyampaikan komentar seputar situasi di Semenanjung Korea.


Pernyataan Trump dan orang-orang di lingkaran pertama pemerintahannya malah memperkeruh suasana yang sebetulnya sudah sempat membaik setelah Presiden Republik Korea Moon Jaein bertemu dengan pemimpin tertinggi Republik Rakyat Demokratik Korea Kim Jong Un akhir April.

Ketua Kehormatan Komite Reunifikasi Damai Korea Rachmawati Soekarnoputri menyampaikan permintaan itu dalam perbincangan dengan redaksi Jumat siang (25/5).

Rachma juga mengatakan, keputusan Trump membatalkan pertemuan dengan Kim Jong Un sebagai keputusan yang aneh. Pasalnya, keputusan itu diambil setelah Korea Utara memperlihatkan bukti komitmen mereka pada peredaan ketegangan di Semenanjung Korea yang sudah disepakati dalam Deklarasi Panmunjom.

"Korea Utara sudah memperlihatkan komitmen mereka pada peredaan ketegangan. Fasilitas nuklir sudah mereka hancurkan. Apa maunya Trump? Please, jangan obok-obok lagi Korea," ujar Rachma seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL

Rachma menilai komunikasi politik Trump amat buruk. Pihak Korea Selatan ikut terganggu, dan ini dibuktikan dari salah satu hal penting yang disampaikan pihak Korea Selatan agar dalam situasi seperti ini dikembangkan komunikasi langsung dan tertutup.

Rachma juga menyoroti latihan perang yang digelar Korea Selatan dan Amerika Serikat di kawasan perbatasan.

Menurutnya, keputusan menggelar latihan perang itu tidak bijaksana.

"Semestinya, dalam situasi detente ini tidak perlu ada pameran kekuatan, termasuk dalam bentuk latihan perang dengan melibatkan peralatan perang yang fantastis," kata dia lagi.

"Wajar kalau Korea Utara merasa keselamatannya terancam," tambah dia.

Pada bagian akhir, Rachma mengingatkan bahwa peredaan ketegangan dan sikap bermusuhan di Semenanjung Korea adalah kewajiban moral pihak-pihak yang terlibat dan melibatkan diri.

"Tampaknya tidak ada pihak yang tidak setuju dengan reunifikasi. Jadi Trump jangan obok-obok lagi," demikian Rachma.