Ribuan Warga Banjiri Acara Haul Mbah Syafi’I Piyoronegoro

Ribuan warga dari Kecamatan Tugu, Ngaliyan dan Mijen membanjiri acara kirab budaya memperingati haul Mbah Syafi’I Piyoronegoro.


Mbah Syafi’I merupakan tokoh agama menyebarkan Islam di Pulau Jawa, pada tahun 1600-an, dan pendiri Pondok Pesantren Luhur Dondong Wonosari, konon merupakan pondok tertua di Indonesia.

Bahkan konon Mbah Sholeh Darat, dikenal sebagi guru dari KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), KH Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama), serta Raden Ajeng Kartini (Pahlawan Emansipasi Wanita) pun sempat belajar agama dengan dengan Mbah Syafi’i.

"Haul ini merupakan tradisi tahunan yang digelar tanggal 28 April. Sebelumnya hanya dilakukan pengajian, namun tahun ini kita tambah serangkaian acara agar lebih ramai dan menjadi destinasi wisata religi di Kota Semarang," kata Kadarluasman, salah seorang tokoh masyarakat Mangkang di kompleks Pondok Pesanteren Luhur Dondong, Wonosari, Senin (8/5).

Pilus, sapaan akrabnya, mengatakan, rangkaian acara diselenggarakan lomba rebana diikuti 30 tim dari Sleman, Pati, Rembang, Kendal dan Semarang. Selain itu juga digelar kirab budaya dan bazaar UMKM diikuti sekitar 3.600 warga dari Kecamatan Tugu, Ngaliyan dan Mijen.

"Kita buat besar agar generasi penerus ini bisa mengingat leluhurnya. Mbah Syafi’I merupakan tokoh pejuang. Beliau juga menyebarkan Agama Islam di Indonesia, sehingga kita sebagai generasi muda harus meneruskan perjuangan beliau," paparnya.

Pilus sapaannya, menjelaskan kerena Mbah Syafi’I punya jasa besar bagi Indonesia berharap agar Pemkot bisa memberikan dukungan kegiatan di Pondok Luhur Dondong kental dengan sejarah dan peradaban Islam di Kota Semarang dan Indonesia.

"Harapan kami bisa mendapatkan support dari Pemkot. Misalnya dengan memberikan perhatian khusus untuk kegiatan dan mewarnai wisata religi ini untuk masuk ke APBD,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) RI, Hendrar Prihadi membuka jalan kirab budaya, mengatakan berkat jasa dari Mbah Syafi’I peradaban Islam di Kota Semarang berjalan baik di nusantara dan menelurkan tokoh-tokoh luar biasa.

"Seperti kita tahu, beliau memulai syiar pada tahun 1.600, kita harus menerukan perjuangan beliau. Tidak hanya syiar saja, tapi demi kesejahteraan masyarakat luas," tutur Hendi, sapaan akrabnya.

Hendi menyampaikan, sebagai bentuk dukungan, sebelum diangkat sebagai Kepala LKPP RI telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp4,8 miliar untuk pemugaran makam Mbah Syafi’i.

"Pemkot sudah membangun makam beliau, harapannya tentu bisa bermanfaat dan mampu mengangkat perekonomian masyarakat sekitar setelah menjadi wisata religi," jelas Hendi.

Pengasuh Pondok Luhur Dondong, Tubagus Mansor menyampaikan, usaha untuk menjadikan kawasan makam Mbah Syafi’I sebagai wisata religi dengan haul oleh masyarakat sekitar ini sangat luar biasa.

"Dengan dibuat lebih besar ini harapan saya masyarakat bisa lebih antusias, bukan hanya keagamaan saja. Tapi dari segi inovasi, dan UMKMnya," ujarnya.