Satpol PP Kota Salatiga menegur salah seorang pedagang daging sapi yang menjual daging berkadar air tinggi di Pasar Raya Salatiga dalam operasi gabungan di Pasar Raya I dan II, Rabu (28/4).
- Alokasi untuk KURDA Rp 600 juta, DPRD Salatiga Siapkan Penyertaan Modal Rp 2 Miliar
- MA Mu'allimat NU Kudus Variasikan Hafalan Alfiyah Diiringi Musik
- Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC: Jangan Lupa Selalu Bilang ‘I Love you’
Baca Juga
Satpol PP Kota Salatiga menegur salah seorang pedagang daging sapi yang menjual daging berkadar air tinggi di Pasar Raya Salatiga dalam operasi gabungan di Pasar Raya I dan II, Rabu (28/4).
Operasi Ketertiban Kota Terhadap Makanan, Minuman Kadaluwarsa dan Daging Gelonggong tidak layak konsumsi dipimpin Kapala Bidang Penegakan Perda pada Satpol PP, Andi Priantoro, S.H.
"Ibu, dagingnya tolong dipisahkan saja, jangan digelar karena kadar air tinggi dan sudah mau rusak. Dan yang penting adalah jangan dijual. Kali ini tidak kami ambil, namun lain kali kalau menjual daging yang mau rusak kembali langsung akan kami angkut," tegas Andi Priantoro, memperingatkan seorang pedagang.
Operasi Ketertiban Teguran dengan sasaran los daging pasar raya I yang berada di lantai II, serta para penjual daging yang ada di sepanjang jalan belakang Pasar Raya I dan jalan menuju Pasar Raya II itu. Tujuannya untuk mengawasi para pedagang daging agar tidak menjajakan daging yang digelonggong atau daging yang rusak.
"Apalagi mendekati hari Idul Fitri tentu permintaan daging meningkat," jelasnya.
Sementara, Dinas Pangan menerjunkan dua dokter hewan yang ahli dalam pemeriksaan daging yaitu drh. Christina S. dan drh. Meta Iqomah.
Drh. Christina menjelaskan, kadar air daging sapi yang berasal dari rumah pemotongan hewan dipastikan bagus.
"Kalau para pedagang daging sapi yang mengambil dari pemotongan hewan di Salatiga kadar airnya pasti di bawah 80. Namun jika yang didatangkan dari luar Kota Salatiga saya tidak menjamin kadar airnya, ada yang 80 dan 80,5 bahkan lebih," ungkapnya.
Muslikah (57) salah satu pedagang daging Pasar Raya I menerangkan, para pedagang sekarang mulai tertib.
"Tidak seperti dulu ada pedagang yang menjual daging gelonggongan. Saya menjual daging dari RPH Salatiga, sekarang masih sepi, sehari saya hanya kulakan 10 kg itu pun campuran, ada daging, tetelan, jeroan, dan balungan," ungkap pedagang asal Candi yang sudah berjualan sejak tahun 1980-an ini.
- Pemkab Siap Dukung Pembangunan Pusat Layanan Haji dan Umroh Terpadu
- Gubernur Ganjar Perintahkan Serbu Vaksinasi Ternak Perbatasan Antisipasi Antraks
- Problem Jawa Tengah Dampak Pertumbuhan Penduduk Cukup Banyak, Industri Harapan Masyarakat