Sendratari Sigandu, Diangkat Dari Budaya Lokal Nelayan

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama dengan Pemerintah Kabupaten Batang berupaya meningkatkan potensi wisata di wilayah Pantai Sigandu.


Upaya yang dilakukan adalah mengemas kebudayaan masyarakat nelayan di Pantai Sigandu menjadi sebuah sajian sendratari Sigandu.

Sendratari tersebut mengisahkan soal kehidupan masyarakat nelayan sehari-hari dalam mengelola sumber daya laut. Kemudian, setiap tahun masyarakat merayakan panen raya atau oleh masyarakat sekitar dikenal istilah Halong.

Penjabat Sekda Kabupaten Batang,  Hj. Lani Dwi Rejeki, mengatakan sendratari itu terwujud atas dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng.

"Ini merupakan bentuk dukungan kepada kami dari semua pihak agar potensi wisata di Kabupaten Batang terus digali dan dikembangkan. Sekarang terwujud Sendratari Sigandu hasil pembinaan daya tarik wisata Disporapar Jateng," kata Leni, Minggu (9/2).

Leni menambahkan, nantinya sendratari ini akan dibawakan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sekitar bulan Oktober mendatang. Dia berharap, sendratari ini menjadi salah satu daya tarik wisata untuk Kabupaten Batang.

"Sejalan dengan visi kami yakni 'Visit Batang 2022', kami ingin agar banyak potensi Batang lainnya bisa terus dikembangkan," tutupnya.

Sementara itu, salah satu pemateri pembinaan, Yoyok Bambang Priyambodo, mengatakan pihaknya merasa senang dapat berkreasi bersama masyarakat Batang.

Menurutnya antusiasme masyarakat sebagai peserta pembinaan atraksi budaya, sangat berkompeten.

Dia menilai, potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam di Kabupaten Batang memang bagus dan dapat terus dikembangkan.

"Kami memberikan bimbingan kepada 100 orang. 75 penari, dan 25 penabuh Gamelan. Mereka sangat bagus prosesnya. Kami melakukan selama 4 hari dan inilah hasilnya," kata Yoyok.

Yoyok menambahkan, sebelum menyusun sendratari, pihaknya mengajak masyarakat Batang untuk melakukan observasi di lingkungan sekitar.

Hal itu, baginya merupakan modal awal yang penting bagi para peserta untuk memahami esensi budaya yang melekat di Kabupaten Batang.

"Setelah itu, baru kita ajak mereka berkreasi dan membuat tarian, gending, dan menyusun syairnya. Maka itulah jadi sebuah sajian utuh Sendratari Sigandu," pungkas dia.