Siswi MA di Batang Mengaku Dirudapaksa Gurunya di Kelas

Peristiwa rudapaksa menimpa seorang siswa sebuah Madrasah Aliyah (MA) di Kabupaten Batang, sebut saja Kenanga (16). Tragisnya, pelaku rudapaksa merupakan gurunya sendiri.


Ditemui di rumahnya, Kenanga menceritakan peristiwa itu terjadi di ruang kelas pada Selasa (21/3). Saat jam pulang, gurunya yang berinisial AS memintanya untuk tinggal di kelas.

"Pas itu saya langsung dipepet ke tembok, dan digituin (dirudapaksa)," katanya, Minggu (26/3).

Ia pun langsung menceritakan hal itu pada ibunya. Lalu, besoknya melaporkan ke kepolisian sektor (polsek) terdekat tanpa didampingi kuasa hukum.

Kenanga mengaku sudah ditanyai soal kejadian itu, bahkan kontak langsung dengan Kapolsek setempat. Namun, hingga saat ini, belum ada laporan polisi yang resmi terbit.

Pihak kepolisian memintanya mengirim berkas-berkas, semisal chat dengan gurunya. Lalu, juga mencari informasi terkait korban lain. 

"Katanya besok saya disuruh ke Polsek lagi," ucapnta.

Dalam percakapan itu, Kenanga sempat memperlihatkan chat dari gurunya yang bernada cabul padanya. Diakuinya, AS memang mengejar tapi, ia tidak pernah menanggapinya.

Pihak sekolah pun sudah mengetahui hal itu, tapi justru memintanya tidak melapor ke polisi. Dirinya dan ibunya justru diminta menunggu penyelesaian dari pihak sekolah.

"Kalau saya inginnya pelaku dihukum seberat-beratnya," urainya. 

Ibu korban, T,  yang mendengar cerita itu mengaku jengkel dan tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu. Ia pun ingin pelaku mendapatkan hukuman setimpal.

"Sebagai ibu saya tetap mencoba menyemangati anak saya agar tidak putus asa setelah kejadian itu. Saya bilang tetap sekolah," ucapnya.