Pengadilan Guatemala menjatuhi hukuman 5.160 tahun penjara kepada seorang mantan tentara.
- Seruan Prabowo Di KTT D8: Eratkan Solidaritas Muslim Dan Jaga Perdamaian
- Taliban Kuasai Setengah Dari Pusat Distrik Di Afghanistan
- Bill Gates Terpapar Covid-19
Baca Juga
Dia dinyatakan bersalah karena terlibat dalam pembantaian dalam perang sipil terburuk yang pernah terjadi di negara Amerika Tengah itu.
Tentara itu bernama Santos Lopez. Pengadilan menjatuhi hukuman selama 30 tahun penjara untuk setiap pembunuhan yang dilakukannya. Setelah ditotal, pengadilan menilai bahwa dia akan dihukum 5.130 tahun penjara akibat serangkaian pembunuhan yang dia lakukan.
Lopez adalah anggota pasukan kontra pemberontakan Amerika Serikat yang disebut Kaibil. Dia ditangkap di Amerika Serikat dan dideportasi pada tahun 2016.
Menurut penyelidikan, Lopez melakukan pembantaian pada bulan Desember 1982 di Dos Erres, perbatasan dengan Meksiko.
Dikabarkan Al Jazeera, kisah Dos Erres diceritakan dalam film dokumenter 2017 berjudul "Finding Oscar". Film itu diproduksi oleh Steven Spielberg, yang menceritakan pencarian anak lelaki lain yang nyawanya selamat dan yang kemudian dibesarkan oleh salah satu tentara.
Sejumlah Kaibiles, sebutan untuk tentara Kaibil, lain telah dihukum, masing-masing menerima hukuman lebih dari 6.000 tahun penjara.
Pembantaian terjadi selama pemerintahan Efrain Rios Montt, yang juga didakwa atas tuduhan genosida dan meninggal April lalu.
Rios Montt diduga memerintahkan pembunuhan terhadap 1.771 suku asli Ixil-Maya selama masa pemerintahannya yang singkat pada tahun 1982-1983. Masa itu adalah puncak perang saudara 36 tahun di Guatemala.
Menurut PBB, sekitar 200.000 orang tewas atau menghilang selama perang Guatemala, yang berakhir pada tahun 1996.
- China Kembali Lakukan Penguncian Seiring Kasus Varian Delta Mengganas
- Tornado Hebat Hantam Enam Negara Bagian AS
- Presiden Volodymyr Zelensky Tolak Bantuan AS untuk Tinggalkan Ukraina