Thermal camera Untuk Deteksi Masker Kini Terpasang Di Shelter BRT

Bus Rapid Transit (BRT) Semarang bersama Dinas Perhubungan dan Pemerintah Kota Semarang telah mewujudkan halte sehat di setiap shelter BRT di kota Semarang.


Bus Rapid Transit (BRT) Semarang bersama Dinas Perhubungan dan Pemerintah Kota Semarang telah mewujudkan halte sehat di setiap shelter BRT di kota Semarang.

Hendrix Setiawan, Plt Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang, mengatakan untuk pemenuhan protokol kesehatan, di setiap halte BRT sudah disiapkan tempat cuci tangan, hand sanitizer, thermo gun dan thermal camera.

Thermal camera saat ini Trans Semarang sudah mempunya dua ada di halte simpang lima dna terminal gunungpati (tempat titik keberangkatan dan transit koridor 8), dan kedepannya kita juga akan menambah terus diletakkan di halte-halte besar,†ungkap Hendrix saat ditemui di Halte BRT Simpang Lima, Kamis (22/10).

Thermal camera ini adalah alat baru yang digunakan di halte BRT, yang berfungsi untuk mendeteksi calon penumpang yang tidak memakai masker, dan langsung akan diperingatkan secara langsung oleh mesin thermal camera.

Meski demikian, karena harga beli thermal camera terbilang cukup tinggi, hingga mencapai Rp 100 juta, maka pembeliannya akan bertahap.
Tidak hanya itu saja, Hendrix mengungkapkan, pihaknya juga menyiapkan masker bagi calon penumpang yang ketahuan tidak memakai atau membawa masker.
Selain itu untuk mengurangi transaksi cash yang lebih rentan dalam penularan virus, halte BRT kini sudah menyiapkan transaksi cashless.
Kita juga sediakan masker untuk beberapa penumpang memang tidak banyak karena kita juga untuk membiasakan penumpang untuk sadar diri protokol kesehatan. disamping itu juga kita sediakan pembayaran cashless seperti gopay,ovo,shopeepay, brizzi, tapcash juga,†tambah dia.

Protokol kesehatan yang dilakukan didalam BRT sendiri meliputi jumlah tempat duduk dan pegangan tangan yang dikurangi hingga 50%.