Tiga Kepala Daerah Sepakat Tangani Masalah Ekonomi dan Percepatan Vaksin

Tiga kepala daerah di wilayah aglomerasi sepakat menangani permasalahan ekonomi dan percepatan vaksinasi secara bersama-sama.


Mereka bertemu dalam Bincang Pagi di Halaman Kantor Pemkot Salatiga, Kamis (24/2). Adalah Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Bupati Semarang Ngesti Nugraha dan Wali Kota Salatiga Yuliyanto. 

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menginginkan, ada konsolidasi pertumbuhan ekonomi dan penanganan covid-19 dengan percepatan vaksin di tiga wilayah tersebut dengan peningkatan status level PPKM.

Belajar dari penanganan Covid-19 yang hampir dua tahun, Kota Semarang memiliki target yang sana dalam percepatan vaksinasi. Begitu juga dengan Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. 

"Tiga wilayah ini masing-masing adalah kunci kita untuk kebangkitan bersama. Adanya wisata aglomerasi, mari kita promosikan bersama dengan sebuah even atau sebuah destinasi wisata. Ini fungsinya kolaborasi," tuturnya.

Sementara, Bupati Kabupaten Semarang, Ngesti Nugraha juga menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 juga berdampak pada perekonomian dan pariwisata di Kabupaten Semarang. 

Tak sedikit tempat wisata di wilayahnya yang tutup. Hal ini berujung pada pemberhentian karyawan. 

"Banyak karyawan yang berhenti kerja dan para UMKM yang tidak mendapatkan hasil. Untuk itu, saya rasa kebangkitan ekonomi dan pariwisata penting dilakukan," tandas Ngesti. 

Menuju ke arah sana, lanjut dia, perlu kerjasama dan kolaborasi antar wilayah tadi. 

"Agar ekonomi dan wisata di bisa pelan-pelan meningkat," imbuhnya. 

Sementara, sebagai tuan rumah kolaborasi, Wali Kota Salatiga Yuliyanto menilai partisipasi dan sinergi guna meningkatkan partisipasi dari masyarakat agar bangkit dari pandemi Covid-19 menjadi perhatian serius. 

 Wali Kota Salatiga mengatakan, saat ini dibutuhkan inovasi, pertumbuhan ekonomi, menggerakkan ekonomi dan dibutuhkan ekonomi kreatif yang terus didorong untuk warga kota Salatiga. 

"Kita tahu, akibat pandemi Covid-19 semua berdampak kepada tatanan dan kondisi masyarakat. Misalnya, di saat pandemi para pedagang untuk  aktivitas juga dibatasi, kondisi ekonomi juga terganggu, dan pertumbuhan ekonomipun minus," terang Yuliyanto. 

Persoalan inilah, diakui Yuliyanto, sangat dirasakan masyarakat Kota Salatiga dan juga mungkin di luar salatiga. 

Yuliyanto mengakui bahwa dalam tiga tahun belakangan ini, justru sektor UMKM khususnya di kuliner, kedai kopi, kafe dan resto juga sudah mulai tumbuh.

"Di Salatiga lebih dari 150 kedai kopi tumbuh. Bahannya juga disuplai dari kabupaten Semarang.  Kita terus lakukan integrasi dan kolaborasi. Mereka bisa bersama-sama berdagang di Kota Salatiga untuk menumbuhkan perekonomian bersama," tambahnya.

Tantangan yang harus dihadapi bersama, menurutnya, adalah bagaimana membuat kota Salatiga menjadi menarik sehingga membuat warga di luar kota bisa datang ke kota ini.

"Kita bersama-sama menata pedestrian, kotanya ditata, tamannya ditata, ini akan mengungkit kuliner dan UMKM untuk tumbuh. Kita tingkatkan kolaborasi, partisipasi dan sinergi menjadi kunci bersama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.