Uang Seragam Belum Lunas, Oknum Guru SMPN Di Demak Melarang Siswa Masuk Sekolah

Siswa SMPN 2 Mranggen Rama Hakim Surya Alam terpaksa tidak bisa mengikuti kegiatan belajar lantaran biaya seragam sekolah senilai Rp1 juta rupiah belum dilunasi.


Menurut orang tua murid, Agung Kussetyo Hardono (46) menjelaskan, pada tahun ajaran baru 2019 anaknya dinyatakan diterima sebagai siswa baru di SMPN 2 Mranggen Demak.

Namun begitu, bukan rasa bahagia karena buah hatinya bisa bersekolah di negeri melainkan rasa sedih yang mendalam.

Hal ini dikarenakan hari pertama masuk sekolah anaknya disuruh pulang untuk melunasi kekurangan uang seragam dan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) sebesar Rp1,5 juta.

"Saya hanya meminta tempo waktu pembayaran dan sudah titip uang Rp150 ribu tetapi tidak diperbolehkan dan harus dibayarkan sekaligus tidak boleh diangsur," ucapnya.

Dengan nada terbata-bata, penjual es buah ini mengaku jika sudah menghadap kepala sekolah untuk meminta tenggang waktu pembayaran.

Namun permintaan tersebut ditolak oleh salah satu guru yang mendampingi kepala sekolah SMPN 2 Mranggen Demak.

"Kepala sekolah tidak ngomong sedikitpun, malahan guru yang bernama Retno itu yang memutuskan kalau tidak boleh sekolah kalau belum lunas biaya seragam dan SPI," kata Agung.

Disisi lain, semenjak hari pertama tidak mengikuti sekolah, kini Rama Hakim Surya Alam, memilih untuk membantu orang tuanya berjualan es buah setiap harinya.

Rama mengaku malu jika sekolah ditagih uang seragam oleh salah satu oknum guru di sekolah tersebut.

"Ada guru yang bilang kalau belum bayar uang seragam tidak boleh masuk kelas, sejak saat itu saya tidak mau bersekolah," terang Rama.

Sementara itu, Kepala sekolah SMPN 2 Mranggen, Ahamad Shaleh berkilah, jika hal yang terjadi merupakan kesalah pahaman saja.

Dirinya tidak merasa melarang siswa baru untuk melunasi biaya seragam dan SPI sebagai syarat diterimanya murid untuk belajar di sekolah.

"Itu hanya kesalah pahaman saja antara orang tua murid dengan salah satu guru disini, soalnya saya pada waktu itu tidak berada di sekolah dan sedang ada acara kondangan di Demak," terangnya.

Intinya, lanjut dia, diperlukan komunikasi dengan orang tua siswa untuk membicarakan hal ini dan pihaknya masih membuka pintu bagi Rama Hakim Surya Alam untuk bersekolah.