Walau Nicolas Maduro sudah dinyatakan sebagai pemenang
pemilu di Venezuela, aksi protes atas hasil pemilu tersebut datang dari
Pemerintah Amerika Serikat.
- KBRI Madrid Kecam Petualangan Politik Tokoh ULMWP, Dubes Najib: Pemerintah Spanyol Dukung Penuh Kedaulatan RI
- Malaysia Masuki Fase Endemik Mulai 1 April
- Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi Melebihi Prediksi
Baca Juga
Wakil Presiden AS Mike Pence menuding pemilu di Venezuela hanya tipu daya.
"Pemilihan Umum di Venezuela penuh tipu daya, tidak bebas dan tidak adil," ujarnya, Senin (21/5) dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL
Kata dia, Amerika Serikat tidak akan tinggal diam saat Venezuela mengalami keruntuhan akibat dari pemilu manipulatif tersebut. Apalagi jika penderitaan rakyat Venezuela terus berlanjut.
"Rezim Maduro harus mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Venezuela dan harus mau mendengarkan curahan hati rakyatnya," sambung Mike Pence.
Dalam pemilihan yang berlangsung 20 Mei 2018 tersebut calon Presiden Petahana Venezuela Nicolas Maduro memperoleh suara 68 persen mengalahkan Henri Falvon yang mendapat 21 persen suara dan Javier Bertucci dengan perolehan 11 persen suara.
Maduro mendapat dukungan suara dari
5,8 juta warga Venezuela. Pengumuman hasil pemilihan presiden
disampaikan Ketua CNE, Tibisay Lucena, empat jam setelah semua tempat
pemungutan suara mengirimkan hasil pemilihan secara digital.
- Dua Atlet Afghanistan Hadiri Paralimpiade Tokyo dengan Penerbangan Rahasia
- Presiden Turki Berlakukan Keadaan Darurat Zona Gempa Selama Tiga Bulan
- Korea Utara Panggil Pulang 43 Dubesnya